- Antara
Belasan Siswa SD Keracunan Jajanan Jeli di Blitar, Saat Dicek Tidak Kedaluwarsa, tetapi...
Jakarta, tvOnenews.com - Polisi menyelidiki kasus belasan siswa SDN Begelenan 2 diduga keracunan jajanan, wilayah Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kapolsek Srengat, AKP Randhy Irawan mengatakan, belasan siswa itu keracunan diduga usai mengonsumsi jajanan dari pedagang di sekitar sekolah.
"Terjadi pada anak-anak sekolah dasar yang diduga keracunan. Ini diduga karena jajanan yang dijual pedagang," kata Randhy dalam keterangannya, Sabtu (19/10).
Kapolsek menjelaskan, terdapat 16 anak yang sakit dengan gejala yang sama, yakni perut sakit serta merasa mual.
"Satu anak masih di rumah sakit. Kondisinya membaik, tetapi masih diinfus," ujarnya.
Polisi saat ini masih intensif memeriksa pedagang yang menjual jajanan anak-anak tersebut.
Sementara, Kepala SDN Begelenan 2 Sri Indrawati menjelaskan, para korban sebelum jam pelajaran membeli jajanan jenis jeli.
Setelah dimakan, tidak berapa lama, mereka mengeluhkan perutnya sakit.
Awalnya, dari pihak sekolah memberikan minyak kayu putih. Namun, karena banyak anak yang sakit dengan gejala mirip, akhirnya dibawa ke bidan desa. Mereka akhirnya dirujuk ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.
Sri pun sempat bertanya kepada para murid yang mengeluhkan sakit tersebut. Kepada Sri, para siswa kesakitan usai makan jajanan jeli yang dibeli dari pedagang di sekitar sekolah.
"Anak-anak tadi bilang ada yang perutnya sakit. Mereka ditanya makan apa, katanya makan jeli. Teman-teman (guru) menenangkan anak-anak dan saya menemui pedagang tersebut," ujarnya.
Sri kemudian mengecek kode kedaluwarsa jeli itu yang ternyata masih aman hingga 2025. Namun, di bagian bawah dari kemasan jeli ada yang dicoret.
Ia pun tidak tahu apakah jajanan itu sudah kedaluwarsa atau belum.
"Tadi 15 anak ditangani puskesmas. Selesai diobservasi, boleh pulang. Namun, satu yang agak berat itu sama dokter dirujuk ke rumah sakit," kata dia. (ant/dpi)