Praktisi Investasi & Pemerhati Ketahanan Energi, Feiral Rizky Batubara..
Sumber :
  • Istimewa

Revisi Kebijakan Energi Nasional Harus Secepatnya Disahkan, Ini Alasannya

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 14:53 WIB

Dirinya menambahkan saat ini dengan melihat pembangkit listrik di dunia sudah mulai transisi ke energi terbarukan.

Meskipun secara mayoritas masih disumbang oleh energi fosil, dimana sekitar 35,7% disumbang dari Batu Bara, sekitar 25% dari Gas Alam dan fosil lain.

Sumber energi sisanya sudah mulai ditopang oleh energi terbarukan, antara lain Air dari yang terbesar lalu diikuti dengan Nuklir, Angin, Matahari, Bio energi, dan lainnya.

"Sampai kapan kita mau membiarkan implementasi transisi energi ke EBT tarik ulur seperti sekarang ini? Apabila kita mengengok ke beberapa negara tetangga lain disekitar kita, ada Jepang yang telah mengimplementasikan Honeycomb wind lense turbine, China dengan araticial sun nuclear fusion reactor, Malaysia dengan solar project Mudajaya, dan Thailand dengan powerhouse of Srinagarind hydropower plant & Kwai Yai river," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, telah menyampaikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten akan ditutup.

Oleh karena itu, perlu ada pembangkit listrik dari EBT yang masif dan berkapasitas besar. 

"Hal ini akan mengakibatkan terganggunya ekonomi, pertahanan, keamanan dan sendi-sendi peradaban ini. Sumber EBT yang dirasakan mampu berdaya besar adalah geothermal, air dan nuklir. Karena geothermal dan air lokasinya jauh dari pengguna, intermiten, dan tergantung dari kondisi alam, sebaiknya pemerintah tidak menjadikan nuklir sebagai energi terakhir. Karena sumber energi ini menghasilkan energi yang murah, bersih dan kontinyuitasnya tinggi," kata pria berkaca mata ini.

Berita Terkait :
1
2
3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral