- istimewa
Gus Miftah Hadiri Silaturahmi Kebangsaan di Bojonegoro, Beri Pantun Isyaratkan Dukung Setyo Wahono?
Pantun yang Gus Miftah lontarkan berhasil membangkitkan semangat para pendukung Wahono dan membuat suasana semakin hidup.
"Minum kopi rasanya nikmat, Makan nongko ditambah roti, Mari ngaji dan bersholawat, Bapak Wahono dadi bupati," kata Gus Miftah.
Pantun tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dan ribuan hadirin yang serentak bersorak "Amin!"
Dukungan Gus Miftah kepada Setyo Wahono ini makin membangkitkan optimisme dan semangat para pendukung Wahono-Nurul, pasangan calon yang tengah bertarung dalam Pilbup Bojonegoro.
Acara ini tidak hanya diisi dengan ceramah dari Gus Miftah, tetapi juga dimeriahkan oleh penampilan musik dari Aftershine, yang membawakan lagu-lagu nasional dengan sentuhan modern.
Suasana malam itu penuh dengan semangat persatuan dan kebersamaan, di mana warga Bojonegoro bersama-sama menyuarakan dukungan mereka untuk calon pemimpin yang mereka percaya.
Setyo Wahono, yang juga hadir dalam acara tersebut, tampak terharu dengan dukungan yang diberikan oleh Gus Miftah dan masyarakat Bojonegoro.
Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh warga yang hadir dan berjanji akan terus memperjuangkan aspirasi mereka jika terpilih nanti.
Survei DKS Indonesia: Setyo Wahono-Nurul Azizah Unggul dalam Simulasi Pilkada Bojonegoro 2024
Hasil survei terbaru dari DKS Indonesia menunjukkan pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah unggul dalam simulasi Pilkada Bojonegoro 2024.
Pasangan ini consistently menempati posisi teratas, mengalahkan Bupati petahana Anna Muawanah dalam berbagai skenario yang diuji.
Keunggulan Wahono-Nurul tak lepas dari daya tarik mereka di mata pemilih Bojonegoro, yang semakin cenderung memilih berdasarkan program dan visi.
Survei ini memperlihatkan bahwa dukungan publik terhadap pasangan Wahono-Nurul terus menguat, menempatkan mereka sebagai favorit untuk memenangkan Pilkada mendatang.
Dengan hasil survei ini, pasangan Wahono-Nurul Azizah semakin optimis menghadapi kontestasi Pilkada, sementara kubu Anna Muawanah dihadapkan pada tantangan besar untuk mengejar ketertinggalan.
Hasil ini mencerminkan perubahan dinamika politik di Bojonegoro, di mana masyarakat semakin kritis dan rasional dalam menentukan pilihan mereka.(rpi/lgn)