DPO kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Sumber :
  • Polda Jabar

Bicara soal Andi dan Dani di Kasus Vina Cirebon, Ada Kekhawatiran Polisi Salah Ketik, Eks Wakapolri Oegroseno: Bukan DPO Fiktif, tapi DPO...

Sabtu, 3 Agustus 2024 - 09:31 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Bicara soal daftar pencarian orang (DPO) kasus pembunuhan Vina Cirebon, Eks Wakapolri Oegroseno khawatir jika polisi typo atau salah ketik. 

“Saya khawatir salah ketik. Sebetulnya bukan DPO fiktif. DPO fiksi. Jadi lebih sulit. Berhalusinasi saja. Ini fiksi, bukan fiktif malah,” kata dia di tayangan Nusantara TV [FULL] Kasus Vina, Oegroseno: Naluri Saya Mengatakan Bahwa Ada 4 TKP, 1 di Dalam Rumah | NTV PRIME yang disiarkan di YouTube pada Jumat (2/8/2024). 

“(DPO) diada-adakan kemudian dianggapnya Pegi ketangkep daripada nangkep lagi duanya dihilangkan saja. Dihilangkan dalam arti persoalan sudah selesai sampai Pegi. Tapi sebenarnya ini tidak boleh karena sudah masuk dalam berkas perkara sampai sidang,” sambung dia. 

Oegroseno menilai penyusunan pembuatan DPO sudah salah sejak awal. 

Vina Cirebon. Dok: Istimewa

“Alamatnya salah. Kemudian ciri-ciri foto tidak dipasang. Ini mau cari DPO apa? DPO kertas kosong? Tidak bisa. Ini mungkin yang sebetulnya menyalahi kode etik profesi, tidak melaksanakan tugas kepolisian dengan benar, ya di sini. Makanya diperiksa semua anggota yang bikin DPO siapa ini awal-awalnya?,” ungkap dia. 

“Katanya alamat pertama di sini. Ini sangat aneh. Karena DPO ditulis salah tanggal lahirnya saja tidak boleh. Kan bisa dicari di KTP, KK,” lanjutnya. 

Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti Azmi Syahputra berpendapat DPO itu orang yang sudah pasti pelaku. Namun, di kasus ini, dia menilai DPO ini sengaja dikaburkan ciri-cirinya. 

Potensi pengaburan ini, menurut dia, biasanya ingin menghilangkan pelaku aslinya. 

“Jadi berarti orang yang menyembunyikan pelaku aslinya berarti sengaja. Dia tahu dan menghendaki, membuat desain ini. Sekian tahun tidak pernah dicari lagi. Ini yang jadi keganjilan peristiwa ini,” ujar Azmi.

“(Peristiwa ini) hanya keterangan saksi-saki. Aep dan Dede itu tidak melihat pembunuhan. Hanya melihat ramai-ramai, kumpul-kumpul, motor ribut-ribut, tapi melihat pembunuhan tidak. Padahal pasalnya pembunuhan, menghilangkan nyawa orang. Jadi ini benar-benar by design banget. Memaksakan diri dari saksi dan alat bukti yang tidak relevan,” lanjut dia. (nsi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral