- Istimewa
Polwan Briptu FN yang Bakar Suaminya, Diduga Alami Baby Blues, Ini Penjelasan Psikolog
Surabaya, tvOnenews.com - Faktor ketidakstabilan psikologis pasca melahirkan diduga menjadi salah satu faktor, Polwan Briptu FN berani melakukan tindakan sadis membakar suaminya yang juga seorang anggota polisi hidup-hidup.
Selain itu, rasa marah akibat kebiasaan suaminya bermain judi online, diduga menjadi pemicu tindakannya.
Hal ini disampaikan oleh ahli psikologi dari Universitas 17 Agustus Surabaya, Jawa timur, I Gusti Ayu Agung Noviekayati.
Menurut ahli sekaligus Dosen Psikologi Universitas 17 Agustus Surabaya ini, banyak ibu yang mengalami trauma usai melahirkan atau biasa disebut baby blues.
Seperti yang diketahui, kejadian Polwan Briptu FN membakar suaminya yang juga polisi di Mojokerto dinilai psikolog karena adanya kondisi emosi yang tidak stabil.
Hal ini karena kondisi Briptu FN baru saja melahirkan, dimana anak kembarnya baru berusia 3 bulan.
“Kondisi seperti ini, seorang ibu akan merasa terpuruk. Meresa tak berguna, labil, menangis tanpa sebab. Dimana tingkat depresi baby blues ini berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan sekitar,” jelas Noviekayati.
“Depresi pasca melahirkan bisa hilang sekitar satu tahun, tergantung pendampingan yang dilakukan oleh keluarga,” imbuhnya.
Menurutnya, jika seborang ibu mendapatkan dukungan dan perhatian dari suami atau keluarga, maka kondisi trauma tersebut tidak akan berkembang,
“Seorang ibu akan nyaman dan aman merawat anak-anaknya," tuturnya.
Berbeda jika kondisi pasca bersalin tersebut, lanjut Noviekayati, seorang ibu harus berhadapan dengan masalah-masalah yang semestinya tidak dihadapi dan diharapkan.
“Maka masalah ini, bisa memperparah tingkat depresi trauma pasca melahirkan,” ujarnya.
Bisa jadi, salah satu faktor penyebab Briptu FN marah besar, karena menghadapi masalah yang tak diinginkan, seperti gemar main judi online.
Ketika dirinya mengalami depresi pasca melahirkan, sementara suami dan keluarga kurang memberikan perhatian yang ia butuhkan. (msi/muu)