- Kolase tvOnenews.com
Ngeri! Terungkap Begini Cara Suami Bunuh Istri di Ciamis sebelum Mutilasi, Pelaku Ngaku Pakai Balok Kayu Besar Lalu Potong Tubuh Korban
Ketua RT setempat, Yoyo Tarya, menceritakan sepenggal kronologi aksi sadis yang dilakukan oleh Tarsum terhadap Yanti.
Yoyo mengatakan, pelaku sempat membawa daging potongan tubuh istrinya dalam sebuah baskom dan dibawa ke pos ronda.
"Pelaku bawa baskom, isi daging, terus ditaruh di situ (pos ronda)," ujar Ketua RT Yoyo Tarya.
Pelaku kemudian membawa bagian tubuh lain dari korban yang sebelumnya telah dihabisi untuk kemudian dipotong di depan umum.
Kejadian mengerikan tersebut sempat terekam warga dan membuat beberapa warga histeris melihat aksi keji Tarsum.
Dalam video yang diviralkan warga, tampak pelaku dengan sangat tenang melakukan aksi sadisnya di depan umum.
"Setelah itu ambil balik lagi bawa jasad, terus dipotongin di sana," imbuh Yoyo Tarya.
Berdasarkan keterangan saksi, pelaku tega memutilasi jasad Yanti menjadi empat bagian dan mengumpulkan sebagian potongan tubuh tersebut dalam baskom.
Kemudian, sebagian lagi dibopong ke depan pos ronda untuk dipotong di sana.
Tak hanya itu, pelaku bahkan sempat menawarkan bagian tubuh korban kepada warga yang melihatnya.
Pelaku Diduga Depresi Akibat Bangkrut
Pelaku Tarsum diketahui merupakan seorang bandar penjual sapi dan kambing. Dirinya diduga mengalami depresi berat akibat usahanya mengalami kebangkrutan.
Sejumlah keanehan terjadi saat kepolisian sedang melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
Tarsum tampak linglung dengan tatapan hampa dan sesekali beristighfar saat menjalani pemeriksaan.
"Masih fluktuatif, kadan-kadang dia tatapan kosong, kadang-kadang sudah bisa beristighfar, jadi masih fluktuatif, masih berubah-ubah," kata AKBP Akmal.
Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan penahanan terhadap pelaku Tarsum yang telah melakukan tindak kejahatan pembunuhan dan mutilasi terhadap istrinya sendiri. (rpi)
Trigger Warning: Artikel ini berpotensi memicu perasaan tidak nyaman bahkan mengganggu terutama bagi penyintas trauma dan penderita stres pascatrauma (PTSD) karena mengandung deskripsi mengenai kekerasan dan penganiayaan. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.