- ANTARA
Gunung Ile Lewotolok Tunjukkan Peningkatan Aktivitas, Masyarakat Diminta Lakukan Hal Ini
Kupang, tvOnenews.com - Gunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan dalam kurun waktu sepekan sejak tanggal 16 April hingga 22 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan jumlah gempa yang terjadi meningkat.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan, peningkatan kegempaan yang terjadi di Gunung Ile Lewotolok didominasi oleh gempa-gempa aktivitas dangkal atau permukaan.
Ia menjelaskan, gempa yang terjadi di Gunung Ile Lewotolok merupakan gempa letusan atau erupsi, gempa hembusan, dan tremor non harmonik.
Namun lanjut dia, peningkatan jumlah kegempaan tidak diikuti dengan pola energi seismiknya, yang cenderung menurun meskipun masih berada di atas ambang batas normal.
Hal ini mengindikasikan gempa-gempa yang terekam berenergi cukup kecil, namun dengan jumlah gempa yang lebih banyak dari pada periode satu pada minggu sebelumnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatan instrumental yang dilakukan oleh petugas pos pemantau gunung Ile Lewotolok di Lembata, gunung yang masih berada pada level III atau (siaga) itu tercatat bahwa dalam periode 16 hingga 22 April 2024 terjadi 363 kali gempa erupsi.
Kemudian juga gempa hembusan mencapai 2.276 kali, dua kali gempa Harmonik, 41 kali Tremor Non-Harmonik, satu kali gempa Vulkanik Dangkal, sembilan kali gempa Vulkanik Dalam, empat kali gempa Tektonik Lokal, dan 6 kali gempa Tektonik Jauh.
Selain itu juga energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dalam periode ini dengan tren menurun, serta masih di atas ambang batas normal.
Sementara berdasarkan data pengukuran Electronic Distance Measurement (EDM) pada periode satu minggu terakhir menunjukkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan sedikit menurun di kedua titik ukur LWT1 (malam hari) dan di LWT2 (malam hari).
Lalu berdasarkan pengamatan visual gunung yang pernah meletus pada November tahun 2020 itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Kemudian juga teramati asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi 50 – 800 meter dari puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin ke Tenggara, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Terjadi letusan/erupsi, dengan tinggi 100 - 400 meter dari puncak, kolom erupsi berwarna putih hingga kelabu.
Berdasarkan pengamatan itu, pihaknya menyimpulkan aktivitas erupsi di gunung Ile Lewotolok masih tinggi dan hembusan asap dan cenderung meningkat bila dibandingkan dengan hasil pengamatan periode 7-15 April 2024.
Tinggi kolom erupsi/letusan dapat lebih tinggi dari yang diamati karena faktor cuaca yang menyebabkan pengamatan visual tidak maksimal dilakukan.
Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.
Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung. (ant/iwh)