suasana silaturahmi antar partai.
Sumber :
  • Tim tvOne/Edi

5 Permintaan LDII untuk Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 - 15:35 WIB

“Kemandirian di bidang pangan, pertahanan, dan politik, serta pengolahan sumberdaya alam,” tegas KH Chrsiwanto. Menurutnya, perubahan iklim dan penyusutan lahan pertanian menjadi tantangan yang sifatnya laten, dan akan menyulitkan rakyat Indonesia di masa depan. Pelopor gerakan Non-Blok, harus memiliki kemandirian dalam mengarungi geopolitik dan ekonomi dunia,” ujarnya. Kemandirian dalam mengelola sumberdaya berupa energi dan tambang mampu mendorong Indonesia menjadi negara adidaya, “Hilirisasi tambang dan mineral, serta komoditas perkebunan akan mengantar Indonesia menjadi negara yang kuat lagi Makmur,” pinta KH Chriswanto.

Ketiga, persoalan energi yang sejak dulu hingga saat ini terus-menerus menjadi konflik dunia. Ia mengatakan bila energi fosil telah menipis cadangannya di Bumi Pertiwi, sejatinya Indonesia kaya dengan energi baru terbarukan, “Matahari bersinar sepanjangan tahun, lautan Indonesia yang maha luas menyediakan energi kinetik dari gelombang laut. Indonesia memiliki 40 persen energi panas bumi. Semua anugerah Allah itu harus dimaksimalkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya. Energi baru terbarukan memungkinkan Indonesia menjadi negeri berudara bersih, jauh dari polusi meskipun derap industri terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Keempat, pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pelestarian lingkungan menjadi sangat penting karena generasi muda akan mewarisi Indonesia. Jangan sampai mereka mendapatkan warisan berupa lingkungan yang rusak bisa mengakibatkan kemiskinan natural,” ulasnya. Indonesia merupakan pemilik hujan tropis terbesar di dunia, menurutnya jangan sampai pujian tersebut tinggal kenangan, akibat pembangunan yang tak berwawasan lingkungan dan mengabaikan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).

Kelima, KH Chriswanto meminta seluruh elemen bangsa bersatu padu dengan menanggalkan paradigma kompetisi, menjadi kolaborasi dan menjauhkan gaya politik komunikasi populis yang memecah belah bangsa, “antara Pemerintah dan Oposisi berkolaborasi dengan menjalankan fungsinya. Pemerintah perlu kritikan dan masukan dari oposisi, agar pembangunan tetap pada jalurnya,” ujarnya.

Oposisi penting dalam demokrasi, dan jadi syarat penyeimbang dalam iklim demokratis. Namun ia mengingatkan, oposisi jangan menciptakan drama, asal kritik, apalagi menggunakan komunikasi politik populis yang terbukti memecah belah persatuan bangsa. (ebs)

 

 

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral