Sesepuh Aboge Kiai Maksudi.
Sumber :
  • Sumarwoto-Antara

Warga Desa Onje Purbalingga Baru Lebaran Hari Ini 12 April 2024, Masih Pertahankan Perhitungan Aboge Kalender Jawa

Jumat, 12 April 2024 - 10:31 WIB

Purbalingga, tvOnenews.com - Sebagian besar warga Desa Onje, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah baru merayakan lebaran hari ini, Jumat (12/4/2024). 

Sesepuh Aboge Kiai Maksudi mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mempertahankan perhitungan Alif Rebo Wage atau Aboge. 

Aboge merupakan salah satu perhitungan dalam kalender Jawa menentukan waktu perayaan hari besar agama Islam.

Kiai Maksudi mengatakan berdasarkan perhitungan Aboge, saat ini merupakan tahun Jimawal.

"Pada tahun Jimawal, tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Jumat Pon. Oleh karena itu, 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Jumat Wage. Sehingga, Idul Fitri-nya dirayakan hari ini," katanya saat ditemui usai pelaksanaan salat id di Masjid Raden Sayyid Kuning, Jumat (12/4/2024). 

Warga Desa Onje Purbalingga baru Lebaran hari ini 12 April 2024, masih pertahankan perhitungan Aboge kalender Jawa. Dok: Sumarwoto-Antara

Kiai Maksudi memaparkan dalam perhitungan Aboge ibadah puasa bulan Ramadhan harus dilaksanakan selama 30 hari serta dalam satu tahun hanya ada empat bulan yang jumlah harinya berubah-ubah antara 29 hari dan 30 hari. 

Sementara itu, delapan bulan lainnya masing-masing berjumlah 30 hari.

Menurut dia, empat bulan yang jumlah harinya berubah-ubah terdiri atas Safar, Rabiul Awal atau Maulud, Jumadil Awal dan Zulhijah.

Kiai Maksudi mengatakan warga yang menganut perhitungan Aboge tidak mempermasalahkan adanya perbedaan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan maupun perayaan Idul Fitri. 

Pasalnya, kata dia, yang terpenting adalah tetap bisa bersinergi, rukun dan memiliki satu tujuan berupa ibadah kepada Allah SWT.

"Jadi tidak ada yang jelek. Semuanya bagus," ujarnya.

Terkait dengan perbedaan hari pelaksanaan salat id, dia mengatakan hal itu disebabkan awal puasa atau 1 Ramadhan dalam perhitungan Aboge jatuh pada hari Rabu. 

Sedangkan, Muhammadiyah pada hari Senin dan Nahdlatul Ulama (NU) pada hari Selasa.

Menurut dia, NU melaksanakan ibadah puasa mulai hari Selasa karena rukyatul hilal belum kelihatan.

Sehingga, menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari.

"Akhirnya puasanya 29 hari. Sehingga, Idul Fitri-nya berbarengan dengan Muhammadiyah yang puasanya genap 30 hari. Kalau Aboge, puasanya harus tetap 30 hari. Sehingga, Idul Fitri jatuh hari Jumat," terang Kiai Maksudi.

Ia mengakui jika jamaah Aboge di Kabupaten Purbalingga hanya ada di Desa Onje. Sedangkan, di Kabupaten Banyumas tersebar di beberapa desa. Salah satunya Desa Cikakak, Kecamatan Wangon.

Salah seorang generasi muda Desa Onje, Lutfi Latifudin (33), mengatakan akan terus mengikuti dan mempertahankan perhitungan Aboge yang merupakan tradisi peninggalan leluhur.

Lutfi mengaku jika sebelumnya sering diejek oleh rekan-rekannya karena sudah lebaran masih berpuasa Ramadhan.

"Padahal kalau di Aboge ada selisih satu-dua hari. Tapi sekarang sudah enggak lagi, sudah toleransi, memahami perbedaan," kata putra sulung Kiai Maksudi itu.

Sebelum pelaksanaan salat id yang dimulai pada pukul 07.00 WIB, Kiai Maksudi berkesempatan memberikan ceramah terkait dengan hakikat puasa pada bulan Ramadhan serta hikmah Hari Raya Idul Fitri.

Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan mengenai sejarah perhitungan Aboge dan cara menghitungnya.

Sementara pelaksanaan salat id dipimpin oleh Kiai Maksudi selaku imam, selanjutnya khotbah disampaikan oleh Lutfi. 

Usai khotbah Idul Fitri, seluruh jemaah salat id bersilaturahmi dengan bersalam-salaman untuk saling memaafkan.

Penganut Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jimawal, Za/Je, Dal, Ba/Be, Wawu dan Jimakhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing.

Dalam hal ini, hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jimawal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za/Je pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon) dan tahun Jimakhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Penganut Aboge meyakini tahun 1445 Hijriah merupakan tahun Jimawal. Sehingga, tanggal 1 Muharam jatuh pada Jumat Pon yang selanjutnya patokan atau hari pertama dan pasaran pertama pada tahun tersebut.

Dalam menentukan tanggal perayaan hari-hari besar agama Islam, penganut Aboge memiliki rumusan tersendiri yang mengacu pada hitungan sesuai tahun berjalan.

Misalnya, Donemro/Sanemro (Ramadhan/Puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan serta Waljiro (Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Syawal.

Berdasarkan rumusan tersebut, tanggal 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Rabu Pon. Sedangkan, 1 Syawal jatuh pada Jumat Pon atau tanggal 12 April 2024. (ant/nsi) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:43
11:02
22:51
06:02
01:24
05:26
Viral