Nasib Baik Buat Ojol dan Kurir Logistik Bakal Terima THR pada Lebaran 2024, Kemnaker Pastikan Ini Disalurkan.
Sumber :
  • tim tvOne/Rika Pangesti

Nasib Baik Buat Ojol dan Kurir Logistik Bakal Terima THR pada Lebaran 2024, Kemnaker Pastikan Ini Disalurkan

Selasa, 19 Maret 2024 - 02:51 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan pengendara ojek online (Ojol), buruh, hingga kurir logistik bakal menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2024.

Langkah ini menjadi satu kepastian dari Kemnaker, seusai tahun sebelumnya Ojol tidak mendapat THR.

Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengatakan Ojol hingga kurir logistik, termasuk dalam kategori pekerja waktu tertentu (PKWT), meskipun status hubungan kerjanya kemitraan.

"Dan kami sudah jalin komunikasi dengan para direksi, manajemen, Ojol, khususnya yang bekerja dengan platform digital, termasuk kurir-kurir logistik untuk juga dibayarkan juga tercakup dalam Surat Edaran (SE) THR ini," kata Indah saat jumpa pers di Kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Adapun, pelaksanaan pembagian THR kepada driver ojol hingga kurir logistrik tersebut diatur dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang pelaksanaan pemberian tunjangan hari raya kegamaan tahun 2024 bagi pekerja/buruh di perusahaan.

Merujuk pada SE tersebut, THR Keagamaan diberikan kepada Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus atau lebih, dengan kategori Pekerja/Buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu. 

Selain itu, THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. 

Besaran THR Keagamaan diberikan bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih diberikan sebesar satu bulan upah. 

Selanjutnya bagi Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12 bulan dikali satu bulan upah.

Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. 

Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja. 

Selanjutnya, bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil, maka upah satu bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. (rpi/lpk)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
13:42
13:57
09:23
08:45
04:17
03:41
Viral