- Dok.Kemnaker
Menaker Kunjungi Laos Dan Bertemu Dubes RI untuk Negara Itu, Dan Ini Dia Oleh-Olehnya..
Laos, tvonenews.com - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah berkunjung ke Laos pada Kamis (15/2/2024). Dalam kunjungan itu, menaker menemui Duta Besar untuk Laos, Grata Endah Werdaningtyas.
Ida Fauziyah mengatakan mereka membahas penjajakan peluang kerja sama antara Indonesia dan Laos di bidang ketenagakerjaan, khususnya terkait dengan pelatihan dan pemagangan kerja.
"Banyak peluang kerja sama dalam bidang pelatihan dan pemagangan tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja di kedua negara," kata Menaker di Laos.
Menaker mengatakan, dengan melakukan kerja sama, nantinya kedua negara dapat saling berbagi program dan best practices di bidang pelatihan dan pemagangan, seperti pengembangan program pelatihan bersama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan, pertukaran tenaga pelatih dan instruktur, dan pertukaran informasi dan data ketenagakerjaan.
"Kami ingin membahas lebih detail mengenai peluang kerja sama ini, termasuk kemungkinan pengembangan program pelatihan bersama dan pertukaran tenaga kerja terampil," ucap Menaker.
Sebagaimana diketahui, Laos adalah sebuah negara republik yang dikelilingi oleh daratan dan terletak di bagian utara Semenanjung Indochina.
Negara Laos mempunyai lembah sungai subur sehingga banyak menghasilkan tanaman pertanian dan perkebunan, terutama padi, kopi, dan tembakau. Memiliki sumber-sumber tambang mineral, seperti timah, tembaga, emas, dan perak.
Laos bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, tetapi negara ini baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004.
Langkah pertama yang diambil Laos dalam membuka diri adalah menarik modal asing. Laos berkali-kali merevisi undang-undang investasi asing, serta mengizinkan perusahaan asing mentransfer keuntungan keluar Laos.
Investor asing juga diizinkan mendirikan perusahaan dengan modal murni atau patungan. Pemerintah Laos bahkan tidak memungut pajak terhadap perusahaan asing untuk lima tahun pertama bisnis di Laos.
Manfaat Bagi 2 Negara
Pada kesempatan itu, Ida Fauziyah lebih lanjut mengatakan, kerja sama di bidang ketenagakerjaan akan memberikan manfaat bagi kedua negara. Seperti meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja, memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor prioritas, dan memperkuat hubungan bilateral.
"Kami ingin menekankan pentingnya kerja sama ini dan berharap dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan," ucapnya.
Selain penjajakan peluang kerja sama, kunjungan Menaker juga dalam rangka mendiskusikan isu-isu penting terkait ketenagakerjaan, seperti kebutuhan tenaga kerja di era digitalisasi, transisi hijau, dan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Sebagai pelengkap informasi, merujuk data Kemenlu, hubungan diplomatik Indonesia dan Laos telah terjalin sejak tanggal 30 Agustus 1957 dengan kantor yang dioperasikan dari Bangkok. Pada 1962, hubungan kedua negara ditingkatkan pada level kedutaan dan pada tahun 1965, Kedutaan Besar Republik Indonesia resmi dibuka di Vientiane
Secara umum hubungan ekonomi Indonesia dengan Laos mulai meningkat seiring dengan perkembangan kondisi perekonomian dunia serta dengan adanya pandemi COVID-19.
Dalam perkembangannya, masyarakat Indonesia, khususnya para pengusaha, mulai menjajaki peluang pasar baru di Laos. Demikian juga dengan masyarakat pengusaha Laos memiliki ketertarikan untuk mencari mitra usaha di Indonesia.
Ditinjau dari volume perdagangan, tercatat bahwa volume perdagangan Indonesia Laos pada tahun 2022 mencapai USD194.2 juta. Angka tersebut meningkat sebesar 326 % dari angka di tahun 2021 yang hanya mencapai USD45.5 juta.
Nilai ekspor Indonesia ke Laos pada tahun 2022 mencapai USD26.6 juta. Nilai tersebut meningkat sebesar 251 % dibandingkan nilai pada tahun 2021 yang hanya mencapai USD7.6 juta.
Adapun komoditas ekspor Indonesia ke Laos adalah suku cadang kendaraan bermotor dan alat berat, mobil, elektronika, pakaian jadi dan aksesoris, snack, konsentrat kopi dan teh, katun, kertas dan tembakau yang telah diproses, batu bara, produk obat-obatan, dan mesin pertanian.
Nilai Impor Indonesia dari Laos pada tahun 2022 mencapai USD167.6 juta. Nilai tersebut meningkat sebesar 341.4 % dibandingkan nilai pada tahun 2021 yang hanya mencapai USD38 juta.
Adapun komoditas impor Indonesia dari Laos adalah potassium (bahan baku pupuk), tembakau mentah, emas, dan aluminium kalsium. (ito)