- tim tvonenews/Bagas
Mahfud Sampaikan Hukum Tumpul Dan Dikondisikan Penguasa, Jarnas 98 Sampaikan Hal Ini
Jakarta, tvonenews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menyampaikan penegakan hukum saat ini tumpul dan cenderung mampu dikondisikan penguasa saat debat cawapres yang digelar di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Menanggapi pernyataan Mahfud itu, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Jaringan Aktivis Nasional (Jarnas) 98, Sabar Daniel Hutahaen menilai, pernyataan itu menyiratkan mahfud tak tahu malu.
"Pernyataan seperti itu sama saja menelanjangi dirinya sendiri, tak tahu malu, karena dia sekarang ini memimpin Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia sebagai Menteri," kata Sabar, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Lebih jauh dikatakan Sabar, Menteri yang memimpin Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (KemenKoPolhukam) Indonesia bekerja berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 73 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanana Indonesia.
Dalam peraturan tersebut, Mahfud yang sebagai Menteri diberikan diberikan kewenangan melakukan koordinasi, sinkronasi dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum dan keamanan.
"Dia punya kewenangan sesuai peraturan itu untuk memastikan penegakan hukum itu tidak tumpul. Lalu kemarin dia menyampaikan penegakan hukum saat ini tumpul. Dia sehat atau sakit ya?. Ini pantas kita pertanyakan," sambung Sabar.
Sabar menambahkan, sebagai ahli Hukum, Mahfud memiliki kapasitas diatas rata-rata lulusan sarjana hukum di Indonesia. Hanya saja, setelah menjadi Cawapres dari Capres Ganjar Pranowo, kapasitas tersebut merosot tajam.
"Nah, saya sarankan lebih baik Mahfud mundur saja dari pada menghancurkan reputasinya sebagai ahli hukum level atas," tandasnya.
Cawapres nomor urut 3, Mahfud M.D, pada debat kemarin menyampaikan pernyataan penutup. Berikut merupakan pernyataan yang disampaikan Mahfud
"Masalah utamanya adalah pedang hukum kita itu tumpul, kalau pedang hukum tidak tumpul kita pasti bisa tabrak habis-habisan, program pembangunan akan berjalan dengan baik. Mas Ganjar dan saya minta maaf kepada para ibu dan anak cucu, yang telah ikut terlibat, atau tanpa bisa berbuat apa-apa ketika terjadi kerusakan alam yang ibu dan para cucu itu huni". (ito)