- Arsip Nasional Republik Indonesia
Nyoto, Lekra, PKI dan Hari Hari Terakhirnya di Sekitar Prahara 1965
Presiden Soekarno pada perayaan ulang tahun ke 45 Partai Komunis Indonesia di Stadion Utama Senayan, jakarta, 23 Mei 1965 (Sumber Foto: Arsip Nasional)
Kecemerlangan Nyoto terputus setelah peristiwa 1965. Meletusnya Gerakan 30 September yang menyeret PKI dalam kehancuran sekaligus menutup babak hidup dan karya karya Nyoto.
Ketika para jenderal diculik, Nyoto sedang dalam agenda kunjungan kerja ke Sumatera. Sejak 28 September 1965 ia ikut rombongan Wakil Perdana Menteri I Subandrio. Nyoto baru kembali pada 2 Oktober setelah G30S benar benar tumpas dan PKI dituduh bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Tiba di Jakarta, angin politik sudah berubah arah. Pada 6 Oktober, Nyoto dan Lukman hadir dalam Sidang Kabinet Dwikora di Istana Bogor. Pada Soekarno dalam sidang ini, Nyoto memberikan pernyataan singkat: "PKI tidak bertanggung jawab atas peristiwa G30S. Kejadian itu adalah masalah internal Angkatan Darat."
Nyoto memang berbeda pendapat dengan Aidit soal teori revolusi. Aidit percaya kup yang didukung 30 persen tentara bisa bermutasi pada revolusi. Nyoto tak percaya teori itu. Dalam wawancara dengan koresponden Asahi Shimbun di Jakarta pada 2 Desember 1965, Nyoto menyebut tak yakin gerakan 30 September dapat dikategorikan sebagai kudeta yang bisa jadi revolusi. "Revolusi siapa melawan siapa?" ujar Nyoto.