- Kolase tim tvOnenews.com
Sakit Hati Jadi Petaka, Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti Ungkap Bahaya Kandungan Sianida dalam Kasus Sate Sianida Bantul
Kemudian, saat melancarkan aksinya pelaku sengaja memakai jaket dan hijab untuk menyamarkan identitas.
“Dia udah berencana, pakai jaket, pakai hijab untuk menyamarkan identitas. Padahal sehari-hari dia tidak berhijab,” ujarnya.
Selain itu, Nani juga meminjam motor dari seorang driver ojek online untuk mengirimkan sate sianida tersebut tanpa menggunakan aplikasi.
Namun, pihak kepolisian berhasil menemukan jaket yang saat itu sempat dipakai oleh pelaku, serta kendaraan dengan melacak nomor kendaraan tersebut.
“Untungnya, ketemu juga jaket yang dipakai waktu itu. Polisi bisa melacak lah, kan CCTV polisi dimana-mana,” jelas dr Hastry.
“Bisa terlacak dari nomor kendaraan yang dipakai,” sambungnya.
Mendengar kejadian dalam kasus tersebut, Denny Darko sempat berkomentar bahwa kasus tersebut seperti terjadi dalam drama. Dimana seharusnya yang mendapatkan sate beracun tersebut salah sasaran.
Bukan pria yang menjadi target korban, malah seorang anak kecil dari driver ojek online yang meninggal setelah memakan sate sianida tersebut.
“Kayak yang di drama-drama ya, yang ditarget malah nggak kena. Terus dibawa pulang driver ojol. Akhirnya jadi kayak gini,” ujar Denny Darko.
Sebab menurut Denny, sudah terbiasa bagi orang Indonesia jika melihat makanan yang tidak termakan merasa eman-eman.
“Karena kita kan orang Indonesia, lihat makanan, eman mubazir kalau nggak dimakan,” sambung Denny.
Untuk itu, dr Sumy Hastry mengimbau masyarakat untuk berhati-hati bila dikirim makanan dari orang yang tidak diketahui.
“Memang kita harus hati-hati, dikirim makanan dari orang nggak jelas. Kita nggak tahu maksud orang kayak gimana,” imbau dr Hastry.
Ilustrasi Sate. (Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno)
Sebab, ungkapnya yang mengonsumsi sate tersebut bukan hanya korban, namun seluruh keluarga korban ikut mengonsumsinya. Nahas, nyawa korban pada akhirnya tak tertolong.
“Ternyata karena memang eman-eman satenya nggak dimakan, terus satenya dikasihkan ke keluarganya. Ternyata yang jadi korban anaknya. Padahal istrinya ikut makan, anaknya yang lain juga ikut makan,” jelasnya.
“Tapi mungkin karena daya tahan tubuh si anak ini, berpuasa, drop, jadi tidak tertolong,” lanjutnya.