- Youtube
Pejabat Lomba Flexing, Siti Aisyah Justru Berlomba Wakaf Harta. Bahkan Resto Lagi Laris-Larisnya Dihibahkan Untuk Pendidikan Interpreuner Muda
Surabaya, tvonenews.com - Siti Aisyah, pengusaha sukses asal Surabaya sedang menjadi idola publik. Muasalnya adalah kedermawanan yang ditunjukkanyan, di tengah banyak pejabat yang justru pamer harta kekayaan atau flexing, meski sumber hartanya tidak jelas.
Pengusaha sukses asal Surabaya, Siti Aisyah, mewakafkan banyak hartanya untuk kepentingan dakwah agar bisa memberikan manfaat kepada banyak orang.
Berdasarkan penelusuran tim tvone, salah satu aset yang diwakafkan oleh Siti Aisyah adalah adalah rumah makan pecel pincuk Surabaya, yang berlokasi di jalan Jemursari 189A Surabaya.
Resto ini di wakafkan Siti Aisyah melalui Baitul Maal Hidayatullah di Jakarta, untuk kemudian diserahkan kepada Yayasan Dai Muda Indonesia di jawa timur.
"Resto ini diwakafkan oleh ibu Aisyah bukan karena sepi, tapi justru saat tengah dalam performa terbaiknya, dimana resto sedang ramai-ramainya," terang Ahmad Fatoni, Ketua Dai Muda Indonesia Jawa Timur, dikutip Selasa (9/5/2023).
(Rumah makan pecel pincuk Surabaya milik Siti Aisyah yang kini telah diwakafkan menjadi tempat mencetak dai muda. Sumber: tim tvone/Syamsul Huda)
Resto pecel pincuk surabaya yang diwakafkan oleh Pengusaha sukses asal Surabaya ini, kini dimanfaatkan sebagai pesantren mahasiswa.
Pesantren ini ditujukan untuk mencetak para dai muda, serta dijadikan kampus entrepreneur, guna membekali para dai muda, untuk meluruskan niat dakwah.
"Kami tidak tahu kapan pastinya resto tersebut diwakafkan kepada BMH, namun yang pasti BMH menyerahkab kepada Yayasan Dai Muda Indonesia pada september 2022 lalu, untuk dimanfaatkan sebagai sarana mencetak para dai muda sebelum terjun ke masyarakat," tambahnya.
Terkenal di Kalangan Dai
Meski tak pernah bertemu secara langsung dengan sosok Siti Aisyah, Ahmad Fatoni menyebut nama Aisyah ini kerap disebut di kalangan komunitas dai muda, sebagai sosok entrepreneur dermawan, yang melakukan dakwah melalui hartanya atau dakwah bil maal.
"Dikalangan komunitas Dai Muda, Nama Ibu Siti Aisyah ini cukup tenar, dan dikenal sebagai pengusaha sukses yang dermawan yang tengah berikhtiar untuk melakukan dakwah bil maal (dakwah melalui harta)," lanjut Fatoni.
Ahmad Fatoni juga mengaku, dari pihak Keluarga Ibu Siti Aisyah, melalui putranya Adhi Rahmad, masih kerap menyambangi pesantren Mahasiswa ini, dengan memberikan paket makanan untuk berbuka puasa sunnah senin-kamis kepada para santri mahasiswa ini.
"Anak Ibu Siti Aisyah kerap menyambangi santri mahasiswa di tempat ini, untuk memberikan paket berbuka puasa sunnah senin-kamis," papar Fatoni yang juga merupakan Ketua Pesantren Mahasiswa Surabaya.
Fatoni menuturkan pernah sekali melakukan obrolan dengan putra Siti Aisyah, dan mendapatkan cerita tentang keinginan ibunya tersebut untuk memiliki tempat yang bisa bermanfaat untuk orang banyak terutama sebagai sarana dakwah.
"Melalui cerita anaknya, ibu Siti Aisyah memang menyadari bahwa harta yang dimilikinya merupakan titipan dan amanah, sehingga Ibu Siti Aisyah memiliki keingin kuat untuk memiliki tempat yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, terutama untuk sarana dakwah," tutur Fatoni.
Saat ini, pesantren Mahasiswa yang dulunya merupakan resto Pecel Pincuk Surabaya berlantai dua milik Siti Aisyah yang sudah diwakafkan tersebut, dihuni oleh 15 santri Mahasiswa asal berbagai daerah.
(Rumah makan pecel pincuk Surabaya milik Siti Aisyah yang kini telah diwakafkan menjadi tempat mencetak dai muda. Sumber: tim tvone/Syamsul Huda)
Selain mendapatkan berbagai ilmu agama sebagai bekal dakwah sebelum terjun ke masyarakat, para mahasiswa ini juga dibekali keahlian berbisnis, sebagai upaya meluruskan niat para dai ini untuk berdakwah dan tidak mengharapkan materi saat melalukan dakwah.
"Bekal entrepreaneur ini, untuk mencipatkan kemandirian para dai muda agar todao bergantung pada orang lain saat berdakwah, sehingga niatnya tetap lurus untuk menegakkan Agama Allah, seperti yang dipesankan oleh Ibi Siti Aisyah," pungkas Fatoni.
Viral di Media Sosial
Publik mengetahui aksi dermawan Siti Aisyah bermula ketika kanal Youtube Cinta Quran TV mewawancara penguasaha itu. Kemudian netizen banyak yang mengunggah ulang wawancara itu, bahkan menuliskan bahwa Siti Aisyah sebagai pengusaha yang bosan kaya.
Siti Aisyah menuturkan, semakin banyak berbagi dan bersedekah, maka akan semakin mendapat kebahagiaan yang melimpah ruah.
Siti Aisyah mengatakan, “Saya tekankan, semakin kamu berbagi, kamu semakin bahagia,” sebagaimana dikutip dari wawancara yang dipantau dari kanal Youtube Cinta Quran TV.
Ustad yang mewawancarai Siti Aisyah juga menyinggung soal restoran miliknya yang cukup besar dan berada di lokasi strategis di jantung Surabaya, yang juga sudah diwakafkan.
“Saya bosan ustad, punya banyak duit,” ucap Siti Aisyah sembari tertawa.
Dia menjelaskan, bahwa ketika semakin banyak bersedekah, sejatinya bukan membuat harta makin berkurang. Sebaliknya, maka akan semakin membuat kekayaan dan duniawi itu semakin terus berdatangan.
“Dunia itu pasti akan kejar kita, kata Allah. Itu adalah teori yang harus dipelajari, bagaimana agar bisa dikejar dunia,” ungkap dia.
Bukan hanya itu, dengan bersedekah dan selalu berbagi pula maka Allah akan dengan sendirinya mendatangkan berkahnya. “Di manapun saya berada, saya pegang apa, itu akan jadi duit,” sambungnya.
Tak Punya Barang Branded
Dalam sesi wawancara itu, Siti Aisyah juga menceritakan bahwa ia tidak pernah punya barang-barang branded. Ia mengatakan, bukan daftar materi duniawi yang dikejarnya.
"Saya tidak punya tas branded, saya pingin dapat brandednya dari alloh saja," kata Siti.
Ia mengatakan mampu untuk membeli tas branded bahkan kapal pesiar sekalipun, namun jawabanya menohok.
"Alloh titip harta kan bukan buat beli kapal pesiar, beli tas hermer, walaupun saya bisa," kata dia.
Siti juga menuturkan pernah dikritik temannya, mengapa tidak memberi uang lebih pada anaknya dan membelikan tas branded, merk Hermes.
"Saya bilang kalo saya dikasih uang buat beli tas hermas, saya panggil yayasan saja, saya bangun masjid aja," tuturnya. (sha/ito)