- Istimewa
Detik-detik Amrozi Teroris Bom Bali I Divonis Mati, Mengepalkan Tangan Sambil Teriak Begini
Jakarta, tvOnenews.com - Detik-detik Amrozi Teroris Bom Bali I Divonis Mati oleh Majelis Hakim. Kilas balik Tragedi Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 yang merupakan peristiwa kelam yang terjadi di Indonesia.
Tragedi Bom Bali I pada 12 Oktober 2022 juga menjadi salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di Indonesia, yang didalangi empat orang yakni Ali Imron, Amrozi, Imam samudra dan Ali Gufron.
Bukan tanpa alasan, peristiwa tersebut menewaskan ratusan jiwa mulai dari warga negara asing (WNA) hingga warga negara Indonesa (WNI) yang terjadi di tiga titik di Pulau Dewata, Bali.
Tiga lokasi pusat Bom Bali 12 Oktober 2022 diantaranya Paddy's Cafe, Sari Club dan kawasan Renon, lebih tepatnya dekat kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat.
Adapun, detik-detik salah terdakwa Amrozi Teroris Bom Bali I yang divonis hukuman mati atas peristiwa kelam yang menerjang Pulau Dewata, Bali.
Amrozi bin Nurhasyim, napi teroris tragedi Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2022.
Tampak napi teroris Amrozi duduk di kursi pesakitan dengan mengenakan pakaian putih dan peci, bersiap menunggu hasil vonis untuk menentukan nasibnya.
"Satu, menyatakan bahwa terdakwa Amrozi bin Nurhasyim terbukti secara sah dan meyakinkan tindak pidana secara bersama-sama merencanakan tindak terorisme," ucap hakim
"Dua, menjatuhkan tindak pidana terdakwa Amrozi bin Nurhasyim dengan pidana mati," ungkap hakim saat membacakan vonis.
Sontak saja setelah mendengar vonis majelis hakim, napi teroris Amrozi langsung berteriak, "Allahu Akbarrrr," teriaknya sambil mengepalkan tangan yang dikutip tayangan Youtube Bom Bali 2002.
Suasana persidangan riuh dengan teriakan pengunjung.
Lalu, Majelis hakim Pengadilan Negeri Bali melanjutkan pembacaan vonis.
"Ketiga, memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan,"
"Empat, menetapkan barang bukti berupa. Satu berupa satu serpihan komponen mobil Mitsubishi L300, berupa dudukan Engine, kemudi, pompa, oli, pedal rem, velg kiri depan, piston, pecahan piston, spiral kanan, ban dan velg serep," bacakan Hakim.
"Kepada saudara terdakwa, penasihat hukum terdakwa dan jaksa penuntut umum. Kami ingatkan akan hak-hak saudara untuk menerima putusan ini atau menyatakan pikir-pikir atau menolak putusan ini dengan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Negeri Tinggi Denpasar selambat-lambatnya lamanya dalam tenggang waktu tujuh sejak putusan dijatuhkan atau sudah banding dapat menarik kembali atau menerima putusan ini serta mohon penangguhan untuk majuan grasi kepada Presiden sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undang-Undang," tutup sang hakim sambil mengetuk palu.