- tvonenews.com
Kisah Sedih John Kei yang Jarang Diketahui Orang, Preman Paling Ditakuti di Ibukota Itu Ceritakan Masa Kecilnya, Merantau, hingga Momen Pertama Kali Bunuh Orang saat Usia Baru …
"Saya punya tekad karena hidup di kampung itu miskin, kalau miskin, kan, dilihat orang hina. Di situ saya punya tekad, saya harus keluar dari kampung, saya harus berhasil (di luar) dan nanti balik ke kampung," tuturnya.
Perjalanannya ke Surabaya pun penuh dengan tantangan, John Kei yang tidak mempunyai uang sepeser pun, hanya bermodalkan nekat memasuki kapal menuju Surabaya.
"Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal," kata John Kei.
Sesampainya di Surabaya, John Kei pun tinggal bersama saudaranya, selama kurang lebih tiga bulan. Namun, tinggal bersama saudaranya selama tiga bulan, diakui John Kei terdapat ketidakcocokan antara dia dan saudaranya itu.
Akhirnya, John Kei pun memutuskan untuk meninggalkan saudaranya dan hidup di jalanan. "Mungkin 2, 3 bulan tinggal bersama, dan nggak cocok, akhirnya keluar dan tidur di emperan jalan, menggelandang di jalanan Surabaya," kata John Kei.
Merantau ke Jakarta, mulai membunuh orang
John Kei akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. "Saya naik kereta Jayabaya kemudian turun di Jatinegara, naik bajaj ke Berlan," kata John Kei.
Petualangan pembunuhan John Kei dimulai pada tahun 1992. Kala itu dia diterima kerja menjadi seorang satpam di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta.
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," tuturnya.
Tak puas sampai di situ, ia pun mengejar pihak-pihak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.
"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," katanya.