- Tangkapan Layar TikTok @rohimat.vlog
Sukses Prediksi Gempa Turki, Frank Hoogerbeets Kini Ramal Sulawesi Bakal Diguncang Gempa Besar, Begini Katanya
Jakarta, tvOnenews.com - Frank Hoogerbeets seorang ahli seismik asal Belanda kembali membuat heboh dengan ramalannya terkait gempa besar.
Sebelumnya Frank Hoogerbeets mendadak viral setelah memprediksi gempa Turki berkekuatan skala 7,8 magnitudo melanda Turki Selatan dan Suriah Utara. Hingga gempa besar pun benar-benar terjadi di Turki.
Kini Frank Hoogerbeets kembali meramalkan peristiwa gempa besar yang bakal terjadi. Namun kali ini Frank meramalkan gempa besar ini bakal terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Seperti dilansir TikTok @rohimat.vlog Frank meramalkan potensi gemba besar berkekuatan magnitudo 8.
"Dari Kamchatka Kepulauan Kuril dan Jepang di Utara, di atas Filipina, dan juga menandai Sulawesi, Halmahera, bahkan mungkin Laut Banda, Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut Frank mengatakan gempa besar itu akan terjadi pada bulan Maret ini.
"Ini bisa menjadi signifikan untuk tanggal 3 atau 4 Maret. Kita menghitung 6 hari dari tanggal 25, kita akan berakhir sekitar. Ini adalah sebuah kemungkinan," tambahnya.
Frank mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dengan prediksi yang ia keluarkan.
"Sekali lagi, minggu pertama bulan Maret akan sangat kritis. Kita bisa melihat peristiwa seismik besar Ini adalah sesuatu yang harus ekstra waspada," pungkasnya.
Frank Ramal Gempa Turki
Akun twitter Frank Hoogerbeets mendadak viral setelah memprediksi gempa Turki berkekuatan skala 7,8 magnitudo melanda Turki selatan dan Suriah utara pada Senin yang lalu.
Dilansir dari postingannya di twitter pada hari jumat, atau 3 hari sebelum kejadian gempa, ia menulis, "Cepat atau lambat akan ada gempa berkekuatan 7,5 M di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)".
Setelah gempa Turki terjadi, tweetnya menjadi viral. Postingannya sudah dilihat lebih dari 52 juta tampilan dan 73 ribu retweet.
Jika dilihat dari biografi Twitternya, Hoogerbeets menulis bahwa ia adalah seorang peneliti lembaga survei geometri tata surya.
Frank Hoogerbeets memprediksi gempa Turki lewat geometri benda langit di Tata Surya.
Dalam situs webnya, lembaga penelitian ini bertugas memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik.
Seorang pengguna mencatat bahwa Hoogerbeets telah "secara akurat memprediksi area yang tepat dan besarnya yang hampir pasti" dari gempa tersebut.
Simak 5 Fakta Frank Hoogerbeets, Orang yang Memprediksikan Gempa Turki 3 Hari Sebelum Kejadian, berikut ini:
1. Tidak Memiliki Gelar Sains
Frank Hoogerbeets tidak memiliki gelar sains, ia menyebut dirinya sebagai seorang penggila sains, dikutip dari pernyataanya kepada FOX40 tahun 2015 silam.
Ia juga pernah membuat prediksi tentang gempa bumi besar di California yang ternyata tidak menjadi kenyataan.
2. Seorang Peneliti (Solar System Geometry Survey) SSGEOS
Frank Hoogerbeets adalah seorang peneliti yang tinggal di Belanda. Ia mengelola lembaga Solar System Geometry Survey atau SSGEOS.
Lembaga ini adalah sebuah lembaga penelitian tempatnya bekerja. SSGEOS bertugas memantau geometri antar benda langit terkait aktivitas seismik.
Dikutip dari laman resmi SSGEOS, lembaga ini hanya fokus terhadap potensi gempa dengan kekuatan di atas skala 6 magnitudo dan atau yang lebih besar.
3. Seorang Peramal Gempa
Dikutip dari Tech Times, Hoogerbeets memproklamirkan diri sebagai peramal gempa atau quake mystic.
Berbeda hal dengan statement tersebut, media Inggris, Express, menyebut dirinya adalah seorang prediktor gempa gadungan.
Hal ini dikarenakan ia disebut menggunakan cara yang tidak diakui secara ilmiah dalam memprediksi gempa bumi.
Sejumlah ramalan terdahulunya tentang kemungkinan adanya gempa bumi juga banyak yang meleset atau tidak terbukti sama sekali.
4. Cenayang Roh dan Crop Circle
Hoogerbeets juga mengakui bahwa dirinya mengandalkan petunjuk dari roh dan formasi crop circle untuk meramal kapan persisnya gempa bumi yang terjadi selanjutnya.
Sedangkan Crop circle adalah munculnya sebuah pola simetris pada hamparan lahan yang luas atau padang.
Pola ini kerap terjadi di padang rumput atau persawahan. Pola ini juga kerap dianggap sebagai jejak keberadaan sosok alien atau unidentified flying object (UFO).
Uniknya, Frank Hoogerbeets juga mengatasnamakan diri sebagai seorang peneliti dari Solar System Geometry Survey (SSGEOS) atau Lembaga Survei Geometri Tata Surya.
SSGEOS bertugas memantau geometri benda langit, dalam hal ini yang berkaitan dengan aktivitas gempa bumi atau seismik.
Sederhananya, teori Frank Hoogerbeets menjelaskan bahwa perubahan tata letak benda langit memiliki kaitan erat dengan terjadinya gempa di planet Bumi.
Posisi beberapa planet yang sejajar atau membentuk kurva tertentu dapat memberi andil memancarkan gelombang elektromagnetik ke Bumi sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Pada salah satu postingan SSGEOS, Frank Hoogerbeets juga enerangkan konjungsi planet yang mempengaruhi terjadinya gempa bumi.
Situs SSGEOS juga menyebut bahwa sejumlah contoh gempa-gempa besar yang terjadi dikaitkan dengan posisi tertentu dari sejumlah planet di Tata Surya. (udn/muu)