- BKSDA Sumut
Haru, Gajah Berusia 43 Tahun Mati di ANECC Simalungun, Ini Penyebabnya
Jakarta, tvOnenews.com - Dwiki, seekor gajah berusia 43 tahun mati pada Selasa lalu di Kamp Konservasi Gajah Aek Nauli (ANECC), Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. “Namun kondisinya semakin melemah. Kondisinya tidak tertolong lagi,” ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Rudianto Saragih Napitu, dalam keterangan tertulis pada Jumat (17/2/2023).
Dwiki sebelumnya dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) Desember 2022 lalu. Hal itu karena sejumlah BNWS gajah mati.
Gajah jantan itu dipindahkan bersama gaja betina bernama Dini berusia 35 tahun.
Kondisi Dwiki memburuk pada Februari. Ia mogok makan. Tim dokter dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) dan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia datang untuk merawat Dwiki.
Tim dokter memberikan 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin kepada Deiki untuk membantu memulihkan kondisinya.
Dwiki diketahui sudah sakit sejah dipindahkan di pertengahan Desember 2022.
Di sana Dwiki dirawat dengan intensif dan diberikan obat-obatan serta vitamin.
“Kondisi luka sudah mulai membaik dan gajah sudah mulai makan dan minum walaupun sedikit,” jelas Rudianto.
Rudianto membantah Dwiki sakit selama dipindahkan. Justru sebaliknya gajah betina yang dipindahakn dengan Dwiki yang cukup membaik dengan luka ditubuhnya mulai sembuh.
"Kalau hasil pemeriksaan dokter, sudah sehat dan dalam penutupan bekas luka. Karena sebelum pemindahan semua gajah harus diperiksa dan mendapat disposal dari dokter dan pemindahan juga di dampingi dokter hewan,” beber Rudianto.
Tim medis yang melakukan autopsi kepada Dwiki akhirnya menemukan dugaan penyebab kematian gajah jantan itu.
Menurut tim medis, terdapt infeksi lada gigi kanan bawahnya yang tidak tumbuh dengan normal.
Kondisi ini membuat gigi geraham atasnya juga tidak tumbuh dengan normal. Pertumbuhannya menjadi asumetris antara kiri dan kanan.
“Kelainan struktur gigi ini mengakibatkan gajah sulit untuk makan,” kata Rudi.
Atas hal itu, Dwiki kesulitan untuk makan dan menyebabkannya kekurangan nutrisi.
“Hal ini diperparah dengan intosusepsi lambung sehingga berdampak pada malnutrisi dan malabsorsi, dimana tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan sehingga terjadi penurunan kesehatan dan berat badan,” ucap Rudi.
Kini bangkai Dwiki telah dikuburkan di ANECC.
“Gading gajah dipotong untuk disimpan di Balai Besar KSDA Sumatera Utara,” pungkasnya. (ree)