- ANTARA
AWG: Baru Seminggu Dilantik, Netanyahu Sudah Mulai Genosida
Jakarta - Israel mengangkat Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri pada 29 Desember 2022.
Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) Nur Ikhwan Abadi menyebut Netanyahu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Palestina selama memimpin Zionis di perode sebelumnya, tahun 1996-1999 dan 2009-2021.
"Pada periode ini, Netanyahu secara terang-terangan berkomitmen untuk menjadikan perluasan wilayah pendudukan di Tepi Barat sebagai agenda prioritasnya (top priority)," kata Nur Ikhwan dalam keterangan pers yang diterima tvOnenews.com.
Dengan kata lain, Israel kemungkinan besar akan meningkatkan pembersihan etnik di Tepi Barat yang selama ini dilakukan dengan brutal dan melawan kecaman dunia.
"Apalagi menteri-menteri yang ditunjuk mengisi kabinetnya adalah yahudi garis keras, ekstremis, dan ultranasionalis. Beberapa contohnya adalah Itamar Ben Gvir, Bezalel Smotrich, dan Avi Maoz," kata Nur Ikhwan.
Pekan pertama setelah diambil sumpahnya, rezim ini melakukan pelanggaran kemanusiaan berat; memulai genosida, pembersihan etnik, dan penistaan terhadap situs suci Masjid Al Aqsa.
Mereka menembak mati 3 warga Palestina, salah satunya adalah seorang anak berusia 15 tahun. Menghancurkan rumah milik warga Palestina.
Sedangkan Itamar Ben Gvir, tokoh rasis yang ditunjuk menjadi menteri keamanan nasional menistakan Masjid Al Aqsa.
Ben Gvir memprovokasi tidak saja warga Palestina, bahkan umat Islam sedunia. Oleh karena itu, Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Bahwa Benjamin Netanyahu dan kabinetnya adalah kelompok rasis yang selalu menyerang etnis Arab dan Islam. Ben Gvir berkali-kali memimpin Yahudi ekstremis berpawai di Al Quds dengan meneriakan slogan ‘matilah orang-orang Arab’ (deaths to arab) dan mencaci maki Nabi Muhammad Shallallhu ‘alaihi wa sallam.
2. Kabinet ini juga merepresentasikan wajah asli dari zionisme, yakni ketakutan ekstrim terhadap orang-orang lain yang berbeda dan tidak sejalan dengan kepentingan mereka (xenofobia). Semua orang yang tidak mendukung zionisme akan dituding sebagai antisemit, meskipun dari kalangan mereka sendiri ras Yahudi. Selain itu, penistaan mereka terhadap Al Aqsa dan menghalang-halangi umat Islam untuk beribadah di dalamnya juga merupakan bentuk dari xenofobia.