- istimewa
Peringati Kejadian Serangan Capitol Hill di Gedung Putih, Joe Biden Sebut Itu Momen Langka
tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memilih Gedung Putih sebagai tempat memperingati tahun kedua penyerbuan Capitol Hill pada 6 Januari 2021.
Bahkan, Joe Biden sebut sebagai momen langka. Di mana kerusuhan mematikan pada saat itu dilakukan oleh para pendukung presiden AS sebelumnya Donald Trump.
Selain itu, dilansir dari Antaranews, penyerbuan gedung Capitol Hill tersebut telah menyela pengakuan resmi akan kemenangan Partai Demokrat pada 2020.
Tak hanya itu, orang nomor satu di AS itu juga telah mengecam kerusuhan tersebut sebagai ancaman terhadap demokrasi dan aturan hukum. Akan tetapi, Joe Biden jarang mendiskusikan tentang hal itu dengan presiden pendahulunya.
Bahkan, Joe Biden mempromosikan masa jabatannya sebagai masa penyatuan dan pemulihan AS yang sempat terpecah.
Kemudian, di saat tahun ketiga masa jabatan Joe Biden ini, dia berkata bahwa dirinya berniat untuk mengincar masa jabatan empat tahun lagi sebagai presiden, tetapi dia belum secara resmi mengumumkan pencalonannya.
Sementara, diketahui bahwa Trump yang belum mengakui kekalahannya dalam pemilu 2020, telah mengumumkan bahwa dia akan kembali mengincar nominasi partai pada 2024.
Masih dilansir Antaranews, pada Desember 2022, DPR AS yang dipimpin oleh Partai Demokrat melaksanakan investigasi terhadap serangan ke Capitol Hill pada 2021 tersebut.
Kemudian meminta jaksa federal AS untuk mendakwa Trump dengan empat tindak pidana, yang termasuk aksi menghalangi demokrasi dan pemberontakan. Hal itu juga merupakan pertama kalinya Kongres AS mengajukan tuntutan pidana kepada mantan presiden.
Trump, yang juga menghadapi dua investigasi federal lainnya, menganggap investigasi DPR tersebut sebagai aksi partisan.
Dalam persoalan ini, mantan presiden AS tersebut itu menyampaikan dalam pidatonya kepada pendukung dirinya, pada 6 Januari 2021 pagi. Bahkan secara terbuka mengkritik wakil presiden saat itu Mike Pence karena tidak berpartisipasi dengan rencananya untuk menolak hasil pemungutan suara untuk Joe Biden.
Kemudian, Trump menunggu selama beberapa jam sebelum mengutarakan sebuah pernyataan publik saat ribuan pendukungnya menyerbu gedung Capitol. Bahkan, pada saat itu pendukungnya juga menyerang polisi, dan mengancam untuk menggantung Pence.
Mirisnya dalam kejadian tersebut, lima orang termasuk satu petugas kepolisian meninggal saat atau sesudah insiden tersebut dan lebih dari 140 petugas kepolisian terluka. Selain itu, serangan di Capitol itu mengakibatkan kerugian bernilai miliaran dolar AS.
"Seorang mantan presiden Amerika Serikat telah membuat dan menyebarkan jaringan kebohongan mengenai pemilu 2020," kata Biden dalam sebuah acara di Capitol tahun lalu untuk memperingati serangan 6 Januari tersebut, seperti yang dikutip dari Antaranews, Rabu (4/1/2023).
"Dia telah melakukan hal tersebut karena dia mementingkan kekuatan dibandingkan prinsip. Dia tidak bisa menerima bahwa dia telah kalah," sambungnya menjelaskan.
Untuk diketahui, jadwal yang dikeluarkan kantor Biden menyebutkan bahwa acara peringatan pada Jumat (6/1) tersebut akan diselenggarakan di Ruang Timur Gedung Putih. Namun, rincian lebih lanjut belum diberikan. (ant/aag)