- ANTRA/Reuters
Siap-siap, 10 Ribu Karyawan Google Tercancam di-PHK, Ternyata Ini Sebabnya
Sekitar 10.000 karyawan perusahaan induk Google, Alphabet dikabarkan akan mengalami badai pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas dari kinerja yang buruk.
Sistem manajemen kinerja baru memungkinkan perusahaan dapat membantu manajer memecat ribuan karyawannya yang berkinerja buruk mulai awal tahun depan, sebagaimana dilansir dari Independent, Rabu (23/11/2022).
Dengan sistem tersebut, para manajer diminta untuk mengefisiensikan sebanyak enam persen dari tenaga kerja Alphabet yang setara dengan sekitar 10.000 karyawan berkinerja buruk.
Upaya perampingan karyawan tersebut bisa menghemat ongkos insentif dan biaya-biaya lain yang selama ini diberikan kepada karyawan.
Perusahaan induk Google ini juga menghadapi situasi sulit semasa pandemi Covid-19. Alphabet menunjukkan penurunan laba 27 persen pada kuartal ketiga dibandingkan tahun lalu.
“Kami menghadapi kondisi makro yang menantang dengan lebih banyak ketidakpastian di masa depan,” ungkap Kepala Google Sundar Pichai.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Pichai juga telah mendesak karyawannya agar lebih produktif dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya berharap kalian semua membaca berita. Fakta bahwa tanggung jawab kita menjadi lebih berat karena kondisi ekonomi makro sedang berat dalam dekade terakhir,” ujarnya dalam sebuah pertemuan dengan karyawan.
Awal tahun ini, Pichai memperkenalkan upaya yang disebut ‘Simplicity Sprint’ sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa produktivitas perusahaan secara keseluruhan tidak sesuai dengan jumlah karyawan yang mereka miliki.
Tak hanya Google, Badai PHK juga melanda perusahaan-perusahaan teknologi raksasa dunia seperti Amazon, Facebook Meta, hingga Twitter.
Pekan lalu, The New York Times melaporkan bahwa Amazon sedang bersiap untuk memberhentikan 10.000 staf dari organisasi perangkatnya, divisi ritel, serta divisi sumber daya manusia.
Pada awal bulan ini, pemilik Facebook Meta mengatakan telah merumahkan ribuan karyawan, setara dengan 13 persen tenaga kerjanya.
Elon Musk juga memberhentikan hampir setengah dari tenaga kerja Twitter awal bulan ini hanya beberapa hari setelah menutup kesepakatan untuk membeli raksasa media sosial itu seharga 44 miliar dolar dan menjadi pemilik barunya.
“Mengenai pengurangan kekuatan Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan merugi lebih dari 4 juta dolar sehari. Setiap orang yang keluar ditawari pesangon selama tiga bulan, yang (jumlahnya) 50 persen lebih dari yang diwajibkan secara hukum,” kata Musk.
Di Indonesia, Shopee dan GoTo juga telah melakukan PHK besar-besaran. (amr)