- Abdul Gani Siregar/tvOnenews
Prabowo Dorong Amerika Serikat–China Berdialog, Menlu Sugiono: Dunia Bernapas Lega Saat Mereka Bicara
Kuala Lumpur, tvOnenews.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menegaskan pentingnya dialog konstruktif antara Amerika Serikat dan China demi menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.
Hal itu disampaikan saat mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam East Asia Summit (EAS) ke-20 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia.
“Atas nama Presiden Prabowo Subianto, izinkan saya menyampaikan pernyataan nasional kami,” ujar Sugiono membuka pidato mewakili Presiden.
Dalam forum yang mempertemukan para pemimpin dunia tersebut, Sugiono menyampaikan bahwa dunia kini berada dalam situasi yang kian kompleks dan dinamis. Persaingan antarnegara, kata dia, sering kali berkembang lebih cepat dari kemampuan bangsa-bangsa untuk beradaptasi.
“Kita berkumpul hari ini di dunia yang semakin kompleks dan dinamis. Perubahan terjadi dalam kecepatan yang sering kali melebihi kapasitas kita untuk beradaptasi, sementara kompetisi terus mendefinisikan kembali cara negara berinteraksi satu sama lain,” katanya.
Namun, di tengah ketidakpastian itu, ia menilai masih ada ruang besar bagi dialog, inovasi, dan kerja sama. Sugiono mengingatkan, EAS yang kini berusia dua dekade memiliki peran strategis sebagai wadah dialog antara kekuatan besar dan menengah.
“Sebagai forum yang dipimpin para pemimpin, EAS menyediakan ruang penting untuk dialog konstruktif, bahkan di masa-masa tersulit. Di sini, kekuatan besar dan menengah berkumpul bukan untuk saling menekan, tetapi untuk maju bersama,” tegasnya.
Sugiono menyebut, kehadiran Amerika Serikat dan China dalam EAS memperkuat stabilitas kawasan. Ia juga menyinggung rencana pertemuan bilateral antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden China, Xi Jinping, di Korea dalam beberapa hari mendatang.
“Indonesia menyambut baik rencana pertemuan bilateral antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea dalam beberapa hari ke depan. Ketika Amerika Serikat dan China dapat mempertahankan dialog, seluruh dunia bernapas lebih lega,” ujarnya.
Ia menegaskan, visi yang diusung Indonesia melalui EAS adalah memastikan sentralitas ASEAN tetap menjadi prinsip utama, bukan sekadar slogan. “Sentralitas ASEAN bukan slogan, itu tanggung jawab,” tutupnya. (agr/iwh)