news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Kelompok Hamas di Jalur Gaza..
Sumber :
  • ANTARA

Sabtu Jadi Hari Bersejarah, Hamas Siap Lepas Tahanan Israel di Bawah Rencana Perdamaian Trump…

Hamas akan mulai membebaskan tahanan Israel pada Sabtu (11/10/2025) sebagai bagian dari tahap pertama rencana perdamaian Gaza yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
Kamis, 9 Oktober 2025 - 14:26 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Harapan baru bagi perdamaian di Timur Tengah mulai terlihat setelah kelompok Hamas dan Israel dikabarkan mencapai kesepakatan tahap pertama dalam rencana gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat. Melansir Reuters, Hamas dijadwalkan membebaskan tahanan Israel paling cepat pada Sabtu (11/10/2025) sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Kesepakatan itu diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui akun pribadinya, Truth Social, pada Rabu (8/10/2025) waktu Washington. Trump menyebut bahwa kesepakatan ini merupakan “langkah besar menuju perdamaian yang kuat, kekal, dan abadi” antara Israel dan Hamas.

“Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama Rencana Perdamaian kami. Semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya sesuai garis yang telah disetujui bersama,” tulis Trump.

Pembebasan Tahanan dan Penarikan Pasukan Dimulai

Seorang sumber yang mengetahui isi kesepakatan mengatakan kepada Reuters bahwa pembebasan tahanan Israel akan dilakukan dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan resmi ditandatangani, yang dijadwalkan pada Kamis (9/10/2025) siang waktu Israel.

Selain itu, militer Israel akan mulai menarik sebagian pasukannya dari Jalur Gaza dalam waktu 24 jam setelah penandatanganan perjanjian. Sementara itu, pemerintahan Israel dijadwalkan menggelar rapat kabinet khusus pada Kamis sore untuk membahas detail akhir kesepakatan.

Trump mengklaim kesepakatan ini sebagai keberhasilan diplomatik besar yang membawa kedua pihak lebih dekat ke arah perdamaian nyata setelah perang Gaza menewaskan lebih dari 67.000 orang dan mengubah dinamika geopolitik di Timur Tengah.

Rencana Perdamaian Gaza dan Gencatan Senjata

Rencana perdamaian yang diusulkan AS, disebut Rencana Gaza Tahap Pertama, mencakup gencatan senjata total, pembebasan sandera dan tahanan, penarikan pasukan Israel secara bertahap, serta pembentukan pemerintahan transisi di Gaza di bawah pengawasan badan internasional yang dipimpin AS.

Hamas dikabarkan menyetujui kesepakatan tersebut secara prinsip, termasuk pertukaran antara tahanan Palestina di penjara Israel dengan sandera Israel yang ditahan di Gaza. Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan bahwa pengorbanan rakyat Palestina “tidak akan sia-sia” dan menekankan komitmen terhadap hak kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri.

Dunia Menyambut dengan Optimisme Hati-Hati

Kabar kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera disambut gembira oleh warga Gaza dan Israel. Banyak yang menyebut momen ini sebagai “awal dari akhir penderitaan panjang.” Namun, sebagian analis memperingatkan bahwa tantangan implementasi kesepakatan di lapangan masih besar, termasuk persoalan keamanan, politik, dan masa depan Hamas setelah perang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan itu sebagai “kemenangan diplomatik dan moral bagi Israel,” seraya berterima kasih kepada Trump atas upayanya. Keduanya bahkan dikabarkan telah berbicara melalui sambungan telepon dan saling memberi selamat atas “pencapaian bersejarah” ini.

Meski demikian, laporan Reuters mencatat bahwa serangan udara Israel masih terdengar di Gaza City pada Kamis pagi waktu setempat. Kepulan asap dilaporkan muncul di kawasan Shejaia, Tuffah, dan Zeitoun, meski belum ada laporan korban.

Harapan Baru, Tapi Tantangan Masih Panjang

Jika rencana ini berhasil dijalankan, maka tahap berikutnya akan melibatkan badan internasional yang dipimpin langsung oleh Trump, bersama mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, untuk membantu mengatur pemerintahan pascaperang di Gaza. Negara-negara Arab yang mendukung rencana ini menekankan pentingnya mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka, meski Netanyahu menolak wacana tersebut.

Dunia kini menunggu hari Sabtu, ketika Hamas dijadwalkan mulai membebaskan tahanan Israel—langkah yang bisa menjadi titik balik menuju berakhirnya perang yang telah menelan puluhan ribu korban dan mengguncang Timur Tengah selama dua tahun terakhir. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral