- Abdullah Daeng Sirua
Genosida Dilancarkan Zionis Israel, Aktifis dan Akademisi di Makassar Kecam Zionis di Hari Al Quds Internasional
Makassar, tvOnenews.com - Kejahatan brutal Israel terhadap warga Gaza, Palestina sudah mencapai titik yang disebut sebagai Genosida. Israel berkali-kali melanggar hukum Internasional dalam kurung waktu enam bulan sejak 7 Oktober 2023.
"Apa yang dilakukan oleh Zionis Israel adalah sebuah Genosida yang sebaian besar korbannya adalah anak-anak dan perempuan. Kami mewakili warga Makassar dan Poros Al Quds Makassar sangat mengecam kejahatan ini yang sama persis yang pernah dilakukan oleh Nazi Jerman. Hal ini kami kecam keras dan menyerukan semakin perkuat Boikot terhadap produk berafiliasi Zionis Israel," geram Juliadi Solong, Koordinator Poros Al Quds Makassar saat ditemui ditengah aksi solidaritas internasional di hari Al Quds di Makassar, Jumat (5/4/2024).
Agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 menggurkan sekitar 40 ribu jiwa warga Palestina di Gaza, sebagian besar adalah anak-anak. 80 persen infrastruktur di Jalur Gaza hancur oleh kampanye pengeboman terus-menerus, serta menyebabkan hampir Dua juta warga Gaza menderita kelaparan akibat blokade bantuan kemanusiaan yang akan dikirim ke Gaza.
Aksi bela Palestina di hari Al Quds Internasional, diperingati di Makassar dengan menurunkan ratusan massa dari kalangan aktifis dan akademi dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan. Al Quds biasa disebut sebagai nama lain dari Al Aqsa atau Jerussalem di Palestina.
Aksi ratusan massa yang berkumpul di depan Monumen Mandala, Makassar ini, melampiaskan kecamannnya terhadap genosida yang dilakukan Zionis.
Orasi dari kalangan akademisi dilakukan secara bergantian diatas mobil komando dengan nada 'berapi-api'.
"Kita tidak akan pernah meninggalkan Palestina yang telah memberi andil kepada Kemerdekaan Republik Indonesia dengan bantuan dukungan materi dan politik dari warga Palestina. Apalagi Konstitusi kita mengamanatkan penghapusan penjajahan diatas dunia. Dan Zionis Israel sebagai entitas Penjajah harus dihapus di muka bumi dan tidak diberi peluang untuk mendirikan negara berdasarkan penjajahan terhadap tanah Palestina," ujar Profesor Khusnul Yakin, guru besar Universitas Hasanuddin yang juga aktivis Poros Al Quds Makassar.