- ANTARA FOTO
AS minta Johnson & Johnson Buang Jutaan Vaksin COVID-19 dari Pabrik Bermasalah
Washington, 12/6 - Badan Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat pada Jumat (11/6) mengatakan Johnson & Johnson harus membuang jutaan dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi di pabrik Baltimore yang bermasalah tetapi juga membebaskan jutaan agar digunakan.
Dua sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa badan tersebut telah melenyapkan sekitar 10 juta dosis. The New York Times mengatakan bahwa jumlah yang dibuang berjumlah sekitar 60 juta dosis, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Tanpa mengungkapkan atau mengonfirmasi jumlah dosis vaksin, FDA mengatakan dalam rilis berita bahwa mereka telah mengizinkan dua kelompok vaksin itu untuk digunakan, bahwa beberapa kelompok lain tidak cocok untuk digunakan dan yang lain sedang dievaluasi.
Badan tersebut mengatakan belum siap untuk mengizinkan pabrik Emergent BioSolutions Inc untuk memproduksi vaksin J&J. Produksi vaksin J&J di lokasi Baltimore dihentikan oleh otoritas AS pada April dan J&J ditugaskan untuk memproduksi di pabrik tersebut.
Satu sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa dosis J&J diharapkan akan diekspor ke negara lain. Dosis sudah dalam botol dan siap digunakan, kata sumber lain.
Kekhawatiran keamanan tentang vaksin J&J yang dipasangkan dengan permintaan AS yang lesu untuk vaksinasi secara umum telah memperlambat peluncuran vaksin sekali pakai menjadi kian melambat. Hampir setengah dari 21 juta dosis yang diproduksi untuk Amerika Serikat tidak digunakan.
FDA mengatakan keputusannya memungkinkan dosis J&J untuk digunakan di Amerika Serikat atau diekspor. Badan tersebut mengatakan pembuat obat dan Emergent harus setuju bahwa FDA dapat berbagi informasi yang relevan tentang pembuatan dosis dengan regulator di mana vaksin dikirim.