- Edy Cahyono
Kali Kebo Masih Tercemar, Warga Merasa Dibohongi Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu
Batu, Jawa Timur - Warga yang tinggal di sepanjang aliran Kali Kebo di Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur merasa dibohongi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, karena sungai tersebut masih tercemar kotoran ternak.
Menurut warga, setiap kali hujan reda, kotoran sapi menghiasi mulut sungai. Kotoran itu mengendap dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Warga mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Batu turun mengatasi persoalan lingkungan itu. Pasalnya, taruhannya adalah kesehatan warga dan kelestarian lingkungan sekitar.
Meski pernah menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup, masyarakat setempat merasa kondisi pencemaran di Kali Kebo tidak berubah.
Didik Hariyanto, warga sekitar mengatakan kalau kondisi pencemaran sungai belum teratasi. Ia mengeluh tidak adanya tindakan dari pemangku kebijakan terkait kondisi pencemaran sungai.
"Setiap habis hujan, bisa dipastikan kotorannya mengendap. Kondisinya seperti itu terus," kata Didik, Selasa (5/10).
Setiap pagi, antara pukul 7.00 hingga 8.00 WIB, pintu air dibuka. Kotoran sapi yang bercampur air mengalir ke arah Kelurahan Sisir dan Temas.
Junaedi, peternak ikan yang kolamnya berada di dekat aliran sungai menceritakan bahwa ikannya pernah mati saat menggunakan air sungai. Dalam sehari, bisa satu ember ikan yang mati.
Peristiwa itu terjadi pada Mei 2021. Saat ini, kolam ikannya dialiri air sumber. Junaedi tidak lagi menggunakan air sungai.
"Untuk saat ini belum berani menggunakan air sungai," katanya.
Junaedi sebenarnya memilih untuk menggunakan air sungai daripada air sumber. Alasannya, banyak makanan untuk ikan di air sungai.
"Jadi kalau pakai air sumber, biaya pakannya lebih tinggi. Ukuran ikan juga lama untuk besar," paparnya.
Junaedi berharap Pemkot Batu betul-betul turun mengatasi persoalan lingkungan tersebut. Selama ini, Pemkot Batu selalu mengeluarkan pernyataan bahwa kondisi pencemaran sudah diatasi. Bagi warga, pernyataan tersebut tidak sesuai kondisi di lapangan. (Edy Cahyono/act)