- Istockphoto
Peran Kolaborasi Kampus–Industri dalam Menekan Pengangguran: Tantangan Penyerapan Lulusan Perguruan Tinggi di Pasar Kerja Modern
tvOnenews.com - Penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi masih menjadi tantangan global, termasuk di negara-negara maju. Di Inggris, misalnya, laporan Graduate Labour Market Statistics menunjukkan bahwa keterlibatan industri sejak masa studi, melalui magang dan kerja sama kampus, berkontribusi besar pada tingginya tingkat penyerapan lulusan baru.
Model serupa juga diterapkan di Jerman lewat sistem dual education, yang mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengalaman kerja nyata di perusahaan.
Amerika Serikat pun menempatkan kemitraan universitas dan industri sebagai kunci. Data National Association of Colleges and Employers (NACE) mencatat lulusan yang mengikuti program career readiness dan campus recruitment memiliki peluang kerja lebih cepat dibanding mereka yang hanya mengandalkan ijazah.
Negara-negara maju sepakat bahwa kesiapan kerja tidak lagi cukup dibangun di ruang kelas semata. Di Indonesia, tantangan serupa mendorong pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha. Lulusan dituntut memiliki kompetensi siap pakai, adaptif, dan memahami kebutuhan industri.
Dalam konteks inilah, kemitraan strategis antara dunia pendidikan dan perusahaan penyalur tenaga kerja menjadi relevan sebagai solusi konkret untuk mempersempit kesenjangan antara kampus dan dunia kerja.
Pendekatan ini sejalan dengan praktik di negara maju yang menekankan pentingnya employability skills. Program pembekalan dirancang agar lulusan memahami etos kerja, tuntutan profesional, serta dinamika industri sejak dini. Dengan demikian, lulusan tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga mental dan karakter.
Strategi tersebut dinilai efektif dalam mempercepat adaptasi lulusan saat memasuki dunia kerja. Melalui keterlibatan langsung dengan industri, lulusan memiliki gambaran nyata tentang kebutuhan pasar tenaga kerja, sekaligus peluang karier yang dapat mereka tempuh.
Melansir dari berbagai sumber, Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS) memperkuat perannya dalam penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi dengan menggandeng Universitas Sriwijaya (Unsri). Kemitraan ini difokuskan pada penempatan alumni di sektor perbankan dan industri nasional, sekaligus meningkatkan kesiapan kerja lulusan agar selaras dengan kebutuhan pasar.
Kerja sama tersebut diarahkan untuk membuka akses penempatan kerja yang lebih luas, khususnya bagi alumni Unsri di wilayah Sumatera Selatan. Langkah ini menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya tuntutan industri terhadap tenaga kerja yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap terjun langsung ke dunia profesional.
Atas kontribusi konsisten dalam mendukung penyerapan lulusan, PKSS menerima penghargaan Best Partner 2025. Melalui kolaborasi tersebut, alumni Unsri disalurkan ke berbagai mitra, terutama di sektor perbankan dan perusahaan nasional.
Kolaborasi ini tidak berhenti pada proses rekrutmen. PKSS terlibat sejak tahap awal persiapan lulusan memasuki dunia kerja. Berbagai program digelar untuk menjembatani transisi dari lingkungan akademik ke industri, mulai dari campus hiring, career bootcamp, hingga job fair dan pembekalan dunia kerja.
Universitas Sriwijaya sendiri tercatat sebagai salah satu dari 20 universitas terbaik di Indonesia versi Times Higher Education. Posisi ini menempatkan Unsri sebagai penyedia sumber daya manusia strategis, khususnya bagi kawasan Sumatera, yang membutuhkan tenaga kerja terampil dan berdaya saing tinggi.
Kolaborasi ini mencerminkan upaya bersama untuk mempersempit jarak antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Dengan keterlibatan perusahaan sejak tahap persiapan lulusan, persoalan klasik pengangguran terdidik dapat ditekan secara lebih sistematis.
“Kolaborasi jangka panjang dengan UNSRI membuktikan bahwa sinergi antara pendidikan dan industri mampu menghasilkan talenta siap kerja. Kami akan terus memperluas peran tersebut agar penyerapan alumni dapat berjalan lebih optimal dan memberikan dampak nyata bagi pengembangan SDM, khususnya di wilayah Sumatera Selatan,” ujar Dera Andhika Duana, Strategic Quality Manpower & Development Department PT PKSS.
Model kemitraan seperti ini dinilai semakin penting untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan nasional. Dengan sinergi yang kuat antara kampus dan industri, lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki gelar akademik, tetapi juga kesiapan nyata untuk berkontribusi di dunia kerja.
- Istockphoto
Pada akhirnya, persoalan penyerapan lulusan perguruan tinggi tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Perubahan kebutuhan industri menuntut penyesuaian berkelanjutan dari dunia pendidikan, sementara sektor usaha membutuhkan pasokan tenaga kerja yang siap beradaptasi sejak hari pertama bekerja.
Kolaborasi yang dibangun secara konsisten, mulai dari tahap persiapan hingga penempatan kerja, menjadi salah satu pendekatan realistis untuk memperkecil jarak antara kampus dan dunia kerja.
Di tengah dinamika pasar tenaga kerja yang terus berubah, sinergi semacam ini memberi peluang bagi lulusan perguruan tinggi untuk memasuki dunia profesional dengan kesiapan yang lebih relevan dan berkelanjutan. (udn)