- Istockphoto
Belajar dari Negara Maju Asia Bangun Ketahanan Finansial, Inilah Cara Memperkuat Perlindungan Finansial Masyarakat Indonesia
tvOnenews.com - Di tengah meningkatnya risiko bencana, ketidakpastian ekonomi global, dan tekanan biaya hidup, ketahanan finansial menjadi fondasi penting bagi stabilitas masyarakat.
Negara-negara maju di Asia seperti Jepang, Singapura, dan Korea Selatan telah membuktikan bahwa sistem perlindungan risiko yang kuat dapat mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi saat krisis terjadi.
OECD dalam laporan Financial Resilience and Consumer Protection in Asia menekankan bahwa perlindungan finansial yang terstruktur membantu rumah tangga dan pelaku usaha bertahan dalam situasi darurat.
Jepang, misalnya, mengintegrasikan mitigasi risiko ke dalam kebijakan nasional sejak dini. Pemerintah dan sektor swasta bekerja sama dalam edukasi publik, perlindungan bencana, serta mekanisme pemulihan pascakejadian ekstrem.
Financial Services Agency (FSA) Jepang mencatat bahwa kesiapan masyarakat terhadap risiko alam berkorelasi langsung dengan rendahnya dampak sosial jangka panjang. Pendekatan serupa diterapkan Singapura melalui perencanaan keuangan keluarga yang berkelanjutan, sebagaimana disoroti oleh Monetary Authority of Singapore (MAS).
Indonesia mulai menunjukkan arah yang sejalan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara konsisten mendorong penguatan literasi keuangan dan sistem perlindungan risiko untuk meningkatkan daya tahan masyarakat.
Dalam konteks ini, perjalanan panjang pelaku industri perlindungan finansial nasional menjadi relevan sebagai cerminan bagaimana kepercayaan publik dibangun dalam jangka panjang.
Momentum tersebut tercermin dalam peringatan 50 tahun perjalanan sebuah perusahaan asuransi umum terkemuka di Indonesia, dengan tema Golden Journey with Gratitude ini menjadi refleksi kontribusi jangka panjang dalam melindungi individu, pelaku usaha, dan komunitas, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Perlindungan finansial tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari ekosistem pembangunan yang lebih luas. “Seiring dengan terus majunya Indonesia, fokus kami tetap pada menyediakan perlindungan yang benar-benar menjawab kebutuhan nasabah dan komunitas,” ujar Shikato Takeuchi, Presiden Direktur.
“Pencapaian ini merupakan wujud kepercayaan yang diberikan kepada kami dan komitmen kami untuk terhadap pertumbuhan berkelanjutan Indonesia," tambahnya.
“Selama 50 tahun, MSIG Indonesia telah membuktikan diri sebagai salah satu pelaku penting dalam pembangunan industri asuransi nasional,” ujar Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK.
Kepedulian Sosial sebagai Bagian dari Ketahanan
Dalam kesempatan yang sama, diserahkan dukungan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir bandang di Aceh dan Sumatera Utara melalui Save the Children Indonesia.
Bantuan tersebut menyasar sekitar 600 penerima manfaat, termasuk 150 anak, melalui penyediaan hygiene kit, akses air bersih, sistem sanitasi darurat, serta ruang ramah anak dengan dukungan psikososial.
Pendekatan ini mencerminkan praktik yang juga dijalankan di Jepang dan Korea Selatan, di mana sektor perlindungan finansial berperan aktif dalam fase pemulihan sosial, bukan hanya pada aspek klaim, tetapi juga dukungan kemanusiaan dan rehabilitasi komunitas.
Strategi Global dan Adaptasi Masa Depan
Kegiatan ini juga menyoroti arah strategis grup induk di tingkat global, termasuk rencana penggabungan dua entitas utama pada 2027 dan adopsi identitas merek global baru. Langkah tersebut dipandang sebagai upaya memperkuat daya saing internasional serta konsistensi layanan di kawasan ASEAN.
Dalam konteks transisi energi dan transformasi digital, pengembangan perlindungan bagi proyek energi terbarukan serta inovasi berbasis teknologi menjadi fokus ke depan.
- Ist
“MSIG berupaya memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia melalui pengembangan program asuransi untuk proyek energi terbarukan serta menghadirkan produk dan layanan inovatif berbasis teknologi digital,” ujar Shinichiro Funabiki.
Keberlanjutan dan Literasi sebagai Investasi Jangka Panjang
Di luar layanan inti, komitmen terhadap keberlanjutan juga diperkuat melalui penanaman mangrove secara rutin, dukungan pendidikan dasar di Gunung Kidul sejak 2005, serta program edukasi keanekaragaman hayati bagi siswa sekolah dasar di wilayah Jabodetabek.
Upaya peningkatan literasi keuangan melalui kerja sama dengan berbagai universitas turut memperkuat pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan risiko.
Pengalaman negara-negara maju di Asia menunjukkan bahwa ketahanan finansial tidak dibangun dalam semalam. Ia tumbuh dari konsistensi, edukasi, dan kepedulian sosial yang berkelanjutan. Perlindungan risiko dapat berkembang seiring kebutuhan masyarakat, sekaligus beradaptasi dengan tantangan masa depan Indonesia. (udn)