- Istockphoto
Ketika Olahraga Bertemu Musik dan Komunitas: Tren Festival Urban yang Kian Digemari Anak Muda
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga, hiburan, dan budaya komunitas semakin sering diposisikan sebagai medium interaksi sosial di wilayah perkotaan.
Di sejumlah negara maju Asia, pendekatan ini digunakan untuk memperkuat keterlibatan warga sekaligus menciptakan ruang publik alternatif yang inklusif.
Jepang, misalnya, memanfaatkan ajang marathon sebagai pintu masuk bagi pameran komunitas, edukasi gaya hidup sehat, dan pertunjukan seni, sebagaimana tercermin dalam Tokyo Marathon Expo (Japan Marathon Association).
Korea Selatan juga menunjukkan pola serupa melalui festival urban yang menggabungkan olahraga rekreasional, musik populer, serta aktivitas komunitas.
Pemerintah Kota Seoul mencatat bahwa integrasi hiburan dan partisipasi komunitas berkontribusi pada peningkatan kohesi sosial, khususnya di kalangan generasi muda (Seoul Metropolitan Government). Pendekatan ini menempatkan event bukan hanya sebagai tontonan, tetapi sebagai ruang interaksi lintas minat.
Di Singapura, pengembangan acara berbasis komunitas turut diarahkan untuk menjangkau keluarga dan komunitas non-atlet. Sport Singapore menilai bahwa keterlibatan komunitas dalam event olahraga dan hiburan membantu menciptakan ekosistem gaya hidup aktif yang berkelanjutan.
Melansir dari berbagai sumber, pola di berbagai negara tersebut menunjukkan bahwa kegiatan komunitas kini bergerak ke arah format yang lebih partisipatif dan berorientasi sosial. Kecenderungan serupa mulai terlihat di Indonesia melalui penyelenggaraan pameran komunitas berskala nasional yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan ekspresi budaya komunitas.
Inisiatif ini diperkenalkan oleh Berkah Maharta Satria (BMS) sebagai bagian dari upaya menghadirkan ruang temu lintas komunitas dalam satu rangkaian kegiatan terintegrasi. Alih-alih menempatkan komunitas sebagai penonton, konsep yang diusung menekankan partisipasi aktif.
Berbagai komunitas, mulai dari komunitas lari, penggemar klub sepak bola Eropa, hingga komunitas musik dan fandom, dilibatkan melalui booth yang menampilkan identitas, program, serta aktivitas mereka kepada publik.
Pendekatan ini mencerminkan pergeseran peran komunitas dari sekadar audiens menjadi aktor utama dalam sebuah acara. Dari sisi penyelenggaraan, standar profesional tetap menjadi perhatian, salah satunya melalui kerja sama dengan mitra apparel untuk kebutuhan kegiatan lari.
Kolaborasi tersebut diposisikan sebagai bagian dari pemenuhan aspek teknis dan keselamatan peserta, bukan semata-mata elemen komersial. Pada sektor hiburan, sejumlah musisi nasional dari berbagai genre dijadwalkan tampil.
Kehadiran musisi lintas generasi ini mencerminkan upaya menjangkau spektrum audiens yang beragam, sekaligus menegaskan peran musik sebagai elemen pemersatu dalam kegiatan komunitas. Penyelenggara menyebutkan bahwa daftar penampil masih akan diperbarui secara bertahap.
Sementara itu, dari sisi olahraga, keterlibatan atlet nasional seperti Agus Prayogo, peraih emas SEA Games, serta perwakilan komunitas lari profesional dinilai dapat memberi nilai tambah dari aspek inspirasi dan edukasi.
Kehadiran figur olahraga dalam kegiatan komunitas kerap dipandang penting untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik. Pendekatan pameran komunitas menjadi fondasi utama. “Brothersphere kami rancang sebagai community exhibition, di mana setiap komunitas memiliki ruang untuk hadir, berinteraksi, dan berkolaborasi secara setara dalam satu ekosistem acara,” ujar Event Director PT Berkah Maharta Satria (BMS), Imam Sulaeman.
- Ist
Ke depan, model yang mengedepankan kolaborasi komunitas seperti ini berpotensi menjadi bagian dari dinamika baru industri event di Indonesia. Jika dikelola secara konsisten dan inklusif, pendekatan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai ruang sosial yang mempertemukan olahraga, musik, dan budaya komunitas dalam konteks kehidupan perkotaan modern.
Rangkaian kegiatan direncanakan berlangsung dengan agenda konser musik pada 31 Januari hingga 1 Februari 2026 serta Run Festival pada 1 Februari 2026. Kegiatan lari dibagi dalam beberapa kategori, yakni 5K Run, 10K Run, dan Family Run 2,5K yang dirancang agar dapat diikuti lintas usia dan tingkat kebugaran.
Melalui pendekatan yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan budaya komunitas dalam satu ekosistem, mencerminkan arah baru industri event di Indonesia. Bukan sekadar ajang berkumpul, format pameran komunitas memberi ruang kolaborasi yang setara, memperkuat jejaring antar komunitas, serta mendorong partisipasi publik yang lebih aktif.
Jika dikelola secara konsisten, model seperti ini berpotensi menjadi katalis bagi tumbuhnya gaya hidup sehat, apresiasi musik, dan solidaritas komunitas urban, sekaligus menempatkan Jakarta sebagai salah satu pusat festival komunitas di Asia Tenggara. (udn)