news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Teknologi Tata Udara Terbaru Tahan Korosi hingga 25 Tahun, Hasil Uji Kampus Top Tanah Air.
Sumber :
  • Istockphoto

Teknologi Tata Udara Terbaru Tahan Korosi hingga 25 Tahun, Hasil Uji Kampus Top Tanah Air

Di Indonesia sendiri, tuntutan terhadap sistem tata udara yang tahan terhadap kelembapan tinggi, paparan garam di udara pesisir, serta temperatur tropis menjadi
Jumat, 12 Desember 2025 - 22:37 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Sistem tata udara modern kini tidak hanya dirancang untuk memberikan kenyamanan, tetapi juga harus mampu bertahan pada kondisi iklim ekstrem dan lingkungan yang penuh polutan

Di era bangunan tinggi, pusat perbelanjaan, rumah sakit, hingga fasilitas industri, kebutuhan terhadap perangkat yang efisien, hemat energi, dan memiliki durabilitas tinggi terus meningkat. 

Organisasi seperti American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) menekankan pentingnya standar kinerja dan ketahanan untuk memastikan sistem tetap optimal dalam jangka panjang.

Di Indonesia sendiri, tuntutan terhadap sistem tata udara yang tahan terhadap kelembapan tinggi, paparan garam di udara pesisir, serta temperatur tropis menjadi semakin relevan. 

Badan Standarisasi Nasional (BSN) terus memperkuat regulasi dan sertifikasi terkait perangkat HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) agar sesuai dengan kebutuhan iklim lokal. 

Contoh penerapannya terlihat pada penggunaan material antikorosi dan peningkatan standar pengujian, yang kini menjadi aspek kunci sebelum suatu produk dirilis ke pasar.

Dengan meningkatnya edukasi teknis dan transparansi industri, berbagai produsen mulai melakukan pengujian independen untuk membuktikan keandalan produknya. 

Perguruan tinggi seperti Fakultas Teknik Universitas Indonesia turut menjadi rujukan utama dalam pengujian material, termasuk untuk memastikan ketahanan komponen terhadap korosi. Langkah ini menandai bahwa kualitas sistem tata udara tidak lagi sekadar klaim produsen, tetapi harus didukung bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Melalui hasil pengujian yang dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dua sistem tata udara terbaru untuk bangunan komersial, VRV 6 X dan VRV 6 A, terbukti memiliki ketahanan korosi yang impresif, yakni hingga 25 tahun. 

Temuan ini bukan berasal dari klaim internal, tetapi merupakan hasil penilaian objektif yang melibatkan lembaga pengujian independen.

Ketahanan tersebut mencerminkan keseriusan perusahaan dalam menciptakan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan iklim tropis Indonesia. “Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen, dalam menghadirkan produk yang tangguh untuk kondisi iklim tropis Indonesia. Lahir dari keseriusan inovasi berkelanjutan kami untuk menjadi semakin terdepan dalam solusi bagi kebutuhan tata udara masyarakat,” ujar Fawzie M Taib, Senior General Manager PT Daikin Airconditioning Indonesia.

Pengujian ini menjadi bagian dari bentuk pertanggungjawaban industri kepada masyarakat. “Membuatnya tak hanya klaim sepihak. Namun sebuah keunggulan yang benar-benar teruji dari lembaga independen,” lanjut Fawzie, menyoroti pentingnya pembuktian teknis yang transparan.

Pengujian dilakukan di Center for Materials Processing and Failure Analysis (CMPFA) yang berada di bawah naungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Lembaga ini telah terakreditasi secara resmi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), sehingga hasil pengujiannya memiliki kredibilitas tinggi. 

Selama tiga bulan, CMPFA memfokuskan pemeriksaan pada dua komponen utama yang banyak berperan dalam performa sistem, yaitu PFC dan Cross Fin.

Metode yang digunakan adalah Salt Spray Test dengan standar internasional seperti ASTM B117, JIS Z 2371, dan ISO 9227. Dalam pengujian tersebut, kedua komponen menjalani penyemprotan garam netral (Neutral Salt Spray/NSS) tanpa henti di dalam chamber khusus. 

Simulasi ini bertujuan menilai ketahanan korosi pada kondisi ekstrem yang jauh lebih intens dibandingkan kondisi lingkungan tropis sehari-hari.

Hasilnya menunjukkan bahwa PFC dan Cross Fin mampu bertahan hingga 2.000 jam tanpa mengalami kerusakan berarti meski disemprot garam secara terus-menerus. Berdasarkan data tersebut, CMPFA kemudian menerjemahkan ketahanan uji laboratorium itu ke kondisi nyata di lapangan. Dari perhitungan tersebut, disimpulkan bahwa komponen pada VRV 6 X dan VRV 6 A memiliki ketahanan terhadap korosi selama sekitar 25 tahun.

Melansir dari berbagai sumber, langkah tersebut sebagai bagian penting dari tanggung jawab industri dalam memberikan informasi akurat kepada masyarakat. “Kami menyambut baik langkah Daikin yang melakukan pengujian ini. Menjadi bagian pertanggungjawaban pelaku industri dalam memberikan informasi yang sebenar-benarnya pada masyarakat,” ujar Kepala CMPFA, Dr.-Ing. Reza Miftahul Ulum.

Reza juga menambahkan bahwa dengan masifnya aktivitas pemasaran di industri tata udara, uji independen menjadi elemen penting agar komunikasi kepada publik tidak berlebihan atau menyesatkan. Transparansi melalui lembaga terakreditasi memungkinkan konsumen memahami kualitas berdasarkan data objektif, bukan sekadar promosi.

Teknologi Tata Udara Terbaru Tahan Korosi hingga 25 Tahun, Hasil Uji Kampus Top Tanah Air
Sumber :
  • Ist

 

Hasil uji dari UI ini membuka gambaran baru mengenai bagaimana perangkat tata udara modern harus dirancang untuk dapat bertahan dalam jangka panjang. Ketahanan terhadap korosi menjadi aspek penting, terutama untuk bangunan komersial yang beroperasi terus-menerus dan harus menjamin kenyamanan penghuni dalam berbagai kondisi lingkungan.

Kesimpulannya, langkah melibatkan lembaga independen dalam pengujian komponen bukan hanya meningkatkan kredibilitas industri, tetapi juga menjadi landasan penting bagi konsumen dalam menentukan pilihan teknologi yang benar-benar teruji. 

Dengan semakin banyak data ilmiah yang terbuka untuk publik, masa depan sistem tata udara di Indonesia diharapkan menjadi lebih efisien, tahan lama, dan aman bagi pengguna. (udn)
 

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral