news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

AMI Apresiasi Setahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran Lewat Panggung Mahasiswa.
Sumber :
  • IST

AMI Apresiasi Setahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran Lewat Panggung Mahasiswa

Acara yang digagas oleh Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Se-Nusantara (BEM PTNU Se-Nusantara) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Kristiani Seluruh Indonesia (BEM KSI).
Senin, 20 Oktober 2025 - 18:24 WIB
Reporter:
Editor :

Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa mahasiswa tidak boleh kehilangan adab dalam kritik.

“Kritik tanpa etika akan kehilangan nilai. Tapi etika tanpa kritik akan kehilangan nyawa,” ujar Baha’ur Rifqi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Ia melanjutkan bahwa mahasiswa harus mencontoh nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah, yakni bersikap tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran) dalam menyampaikan pandangan terhadap kebijakan pemerintah.

Tradisi intelektual kita menuntut cara berpikir kritis, namun tetap dengan adab dan tanggung jawab moral.

Baha juga menyoroti pentingnya sinergi antara mahasiswa dan pemerintah dalam menjaga moral publik. 

“Tugas kita bukan hanya mengawasi, tapi juga menjadi mitra moral. Kita bantu negara ini berjalan di rel keadilan sosial,” tuturnya.

Sementara itu, Charles Gilbert, Koordinator Pusat BEM Kristiani Seluruh Indonesia (BEM KSI), membawakan tema “Kolaborasi dalam Keberagaman: Mahasiswa sebagai Perekat Kebangsaan di Era Kepemimpinan Baru.”

“Kita hidup di negara dengan keragaman yang luar biasa. Di era kepemimpinan Prabowo–Gibran, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai jembatan harmoni sosial,” tegas Charles.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas iman adalah bukti bahwa perbedaan bukan alasan untuk berjarak.

“Kolaborasi lintas iman seperti acara ini adalah bukti bahwa perbedaan bukan alasan untuk berjarak. Justru dari keberagaman inilah muncul kekuatan moral untuk mengawal kebijakan publik yang inklusif dan berkeadilan.”

Charles juga mengajak mahasiswa untuk terus mengembangkan dialog lintas kampus dan lintas komunitas sebagai bagian dari pengawalan terhadap pemerintahan baru. 

“Kita harus menjadi mitra konstruktif bukan sekadar oposisi emosional. Indonesia membutuhkan suara mahasiswa yang jernih dan membangun,” pungkasnya.

Narasumber ketiga, Mega Sayillah, Presiden Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, menyoroti tantangan moral mahasiswa di tengah perubahan politik nasional.

Dalam topiknya “Refleksi Kepemimpinan Nasional dan Tantangan Moral Mahasiswa di Era Prabowo–Gibran,” Mega mengajak mahasiswa untuk tetap menjunjung idealisme di tengah arus pragmatisme.

“Kepemimpinan nasional saat ini sedang diuji oleh ekspektasi publik yang tinggi. Mahasiswa harus hadir sebagai cermin nurani bangsa. Jangan hanya reaktif terhadap kebijakan, tapi jadilah solutif,” ujarnya.

Berita Terkait

1
2
3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral