news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi makanan program MBG.
Sumber :
  • ANTARA/Luthfia Miranda Putri

LPPOM MUI Bilang Temuan Bahan Lemak Babi hingga Logam Berat Jadi Titik Kritis Tray MBG

Auditor halal LPPOM MUI, Nugraha Edhi Suyatma meyebut, bahan produksi baki (tray) stainless steel impor dari lemak babi hingga logam berat menjadi titik kritis untuk program MBG.
Selasa, 2 September 2025 - 17:31 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI menyampaikan bahwa, temuan bahan lemak babi hingga logam berat menjadi ancaman pada kehalalan tray Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Auditor halal LPPOM MUI, Nugraha Edhi Suyatma meyebut, bahan produksi baki (tray) stainless steel impor dari lemak babi hingga logam berat menjadi titik kritis untuk program MBG.

Ia mengatakan, tray MBG tidak bisa terpisahkan dengan konsep kehalalan produk, sehingga temuan ini harus ditanggapi secara serius.

"Isu ini tidak hanya menyangkut aspek kehalalan, tetapi juga menyangkut keamanan pangan atau thayyib, yang merupakan dua hal tak terpisahkan dalam konsep halalan thayyiban," ujar Nugraha dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Ia menambahkan, konsep kehalalan pada produksi baki yang setiap harus bersentuhan langsung dengan makanan anak sekolah harus menjadi perhatian utama untuk mewujudkan program MBG.

Belakangan ini, ada isu dugaan temuan kemasan pangan program MBG dalam produksi baki yang mengandung minyak babi.

Kemasan pangan tersebut sudah masuk tray MBG, padahal belum memiliki sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Bahkan, proses produksi baki stainless steel impor yang diduga menggunakan minyak babi untuk program MBG dikirim langsung dari Tiongkok.

Hasil temuan tersebut berdasarkan investigasi dari Indonesia Business Post (IBP) yang dikirim ke pusat produksi baki untuk pasar global di kawasan industri Chaoshan, Guangdong, Tiongkok.

Pada dasarnya, proses pembuatan stainless steel tray yang halal memiliki sejumlah tahapan, seperti persiapan lembaran baja stainless.

Kemudian, pemotongan dan pembentukan bahan harus sesuai ukuran menjadi stamping atau pressing atau bisa menggunakan opsi pengelasan pada tray.

Tahap selanjutnya menyangkut pada aspek menghaluskan permukaan, tujuannya memudahkan proses pembersihan hingga menjadi mengkilap hingga rata.

Tahap terakhir, untuk menghilangkan oksida, residu, dan menjadi bentuk lapisan pelindung kromium oksida bisa menggunakan bahan kimia atau acid pickling/passivation.

Ia menganggap proses stamping menjadi titik krusial pada aspek kehalalan produk kemasan.

Bagi yang masuk bagian industri modern, kata Nugraha, bisa pakai pelumas dari mineral oil yang memiliki sertifikasi food-grade.

Sementara, industri kecil bisa menggunakan pelumas dari lemak hewani seperti lard oil guna memperkecil biaya produksi.

"Penggunaan bahan ini, meskipun mungkin ada tahap pembersihan di tahap akhir, tetap saja menimbulkan keraguan dari aspek kehalalan," jelasnya.

Ada dua aspek apabila ingin memenuhi standar sertifikasi halal dan thayyib. Pertama, menghindari bahan najis, kedua harus memilih material stainless steel food grade yang tepat.

"Produk tidak bisa disebut halalan thayyiban bila hanya halal namun tidak aman, atau aman namun masih meragukan dari sisi halal," tegasnya.

"Perlindungan konsumen, khususnya anak-anak sekolah, hanya dapat dijamin melalui proses pemeriksaan, pengujian, dan penetapan fatwa secara resmi, disertai regulasi impor dan pengawasan mutu yang ketat," tukasnya.

(hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral