- Istimewa
Peluncuran GENTING Bersama BNI, Menteri Wihaji Turunkan Asbes dan Letakkan Batu Fondasi di Rumah Keluarga Berisiko Stunting
Keputusan BNI untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting tidak lepas dari misi ke-5 BNI, yakni meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Upaya ini juga dilakukan untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2: penghapusan kelaparan dan peningkatan gizi serta SDGS ke-3: kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan, tambahnya.
- Istimewa
Upaya Kota Tangerang dalam Program GENTING
Kota Tangerang pun terus menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka stunting melalui berbagai program terobosan. Dalam kesempatan yang sama, Walikota Tangerang Drs. Sachruddin menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Tangerang telah menjalankan berbagai intervensi dan sinergi lintas sektor seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) dari seluruh pegawai pemerintah untuk balita berisiko stunting, pemberian makanan tambahan untuk ribuan balita dan ibu hamil, serta penguatan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan.
“Selain pendekatan gizi dan kesehatan, Pemerintah Kota Tangerang juga telah menempuh langkah holistik dengan memperbaiki rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 8.656 unit rumah telah diperbaiki, dan ditargetkan 1.000 unit lagi akan rampung di tahun ini,” ucap Sachruddin.
Sebagai bentuk apresiasi, Kota Tangerang dipercaya menjadi tuan rumah puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun ini. Pemkot menyambut penunjukan ini dengan komitmen untuk terus menghadirkan kebijakan yang berpihak pada keluarga.
“Mari, kita wujudkan keluarga berkualitas untuk Indonesia yang lebih tangguh, unggul, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Drs. Sachruddin.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional telah turun menjadi 19,8%. Sementara Kota Tangerang telah mencatat capaian yang membanggakan yakni 11,2%. Artinya, prevalensi stunting di Kota Tangerang lebih rendah dari rata-rata Provinsi Banten (21,1%).
Bahkan, angka ini telah melampaui target nasional 2029 yakni 14%. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal dan kolaborasi lintas sektor berhasil membawa wujud penurunan stunting secara nyata.
Hingga saat ini, dari 72.182.781 keluarga di Indonesia, terdapat sekitar 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demi menurunkan angka stunting itu, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN melakukan intervensi dengan meminimalisir penyebab KRS.(chm)