- Instagram/@agam_rinjani
Cerita Agam Rinjani saat Tim Rescue Evakuasi Pendaki Brasil di Jurang Gunung Rinjani, Sempat Berdebat hingga Emosional Meledak
Agam Rinjani menyebut kejadian tersebut ketika ia dan tim rescue turun ke lokasi tebing kedalaman 400 meter.
Di kedalaman 400 meter, tim rescue masih belum menemukan jenazah pendaki berusia 27 tahun tersebut.
- Instagram/@agam_rinjani
Agam dan tujuh orang tersebut kembali turun ke bawah dengan hati-hati dan hanya mengandalkan peralatan rescue.
Ketika menuju kedalaman 600 meter, perdebatan kembali terjadi di antara tim Basarnas dan SAR gabungan yang turun.
Penyebab emosional tim meledak-ledak, kata Agam, peralatan tali karmantel yang disiapkan kurang panjang untuk sampai ke lokasi.
Akibat kondisi mencekam, Agam Rinjani menenangkan rekan-rekannya bagaimana jasad Juliana bisa diangkat ke atas.
"Kita ambil jalan tengahnya apabila tidak bisa turun ke bawah (Danau Segara Anak), kita kasih pulang ke atas. Kita siapkan tali toh ada yang gulung di atas," terangnya.
Agam mengaku ketika dirinya menemukan jasad Juliana yang sudah berlumuran darah, ia dan tim sempat terkendala naik ke atas.
Beban membawa peralatan dan kebutuhan tali seadanya menjadi pemicu tim rescue yang bertindak kesulitan naik.
Namun berkat kerja sama tim, Agam berhasil mengangkat jasad korban ke lokasi flying camp.
Keberhasilan Agam Rinjani mengangkut jasad Juliana langsung mendapat pujian dunia, terutama warga Brasil dan Indonesia.
Sejak itulah, Agam Rinjani dan tim rescue berhak mendapat uang donasi Rp1,5 miliar dari hasil petisi warga Brasil.
(hap)