- Istimewa
Lifting Gas Lampaui Target APBN, Golkar Nilai Sinergi Prabowo–Bahlil Efektif
Jakarta, tvOnenews.com — Capaian lifting gas nasional yang mencapai 120 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dinilai sebagai bukti efektivitas kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi menikai capaian tersebut hasil kerja sama pemerintahan Presiden Prabowo.
“Dengan gerak cepat dan sinergi di bawah perintah tegas Presiden Prabowo, capaian ini bisa diraih. Tiki-taka Presiden Prabowo dan Menteri (ESDM) Bahlil telah menunjukkan tanda-tanda yang positif,” ujar Abdul Rahman dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).
Pernyataan tersebut menanggapi keterangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang sebelumnya mengungkapkan realisasi lifting gas nasional pada kuartal pertama 2025 telah melampaui target.
“Secara realisasi di kuartal pertama 2025, lifting gas sudah mencapai 120 persen dari target,” kata Bahlil, Selasa (27/5/2025).
Dalam APBN 2025, target lifting gas ditetapkan sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari (mboepd).
Adapun realisasi lifting minyak bumi baru mencapai 95,87 persen dari target, yakni sebesar 580 ribu barel per hari dari total target 605 ribu bph.
“Insyaallah, doakan ya 2025 target APBN bisa tercapai,” tambah Bahlil.
Sebagai perbandingan, realisasi lifting minyak dan gas (migas) tahun 2024 berada pada angka 1,600 mboepd, sedikit di bawah target yang ditetapkan sebesar 1,660 mboepd.
Menurut Abdul Rahman, keberhasilan tersebut menunjukkan efektivitas pendekatan kepemimpinan yang menekankan kesinambungan antara arah strategis Presiden dengan pelaksanaan teknis oleh kementerian.
“Model kepemimpinan seperti ini mencerminkan kesinambungan antara arahan strategis Presiden dan ketegasan pelaksanaan di lapangan,” ujarnya.
Capaian tersebut juga dinilai sebagai wujud komitmen pemerintahan Prabowo dalam memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus menjadi fondasi penting dalam transformasi ekonomi Indonesia.
Selain itu, pencapaian di sektor lifting gas ini disebut turut membuka peluang bagi peningkatan iklim investasi migas di dalam negeri.
“Stabilitas produksi energi bukan hanya soal teknis, tetapi juga sinyal kuat bagi para pelaku pasar bahwa Indonesia serius menjaga kesinambungan pasokan energi jangka panjang,” kata Abdul Rahman.(lgn)