- YouTube
Masa Lalu Hercules Dibongkar, Teman Sesama Preman Tanah Abang Sebut Kehidupan Sang Dedengkot GRIB itu…
tvOnenews.com - Nama Hercules Rosario Marshal atau lebih dikenal dengan Hercules kembali menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu.
Pernyataannya yang dianggap menyentil mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, dengan menyebut kata “bau tanah” membuat riuh dan memantik reaksi dari berbagai pihak, terutama di kalangan politik dan tokoh masyarakat.
Namun, di balik kontroversi yang sedang bergulir, ada cerita masa lalu yang tak kalah menarik.
Sosok Hercules memang bukan nama baru di dunia organisasi masyarakat maupun kelompok preman Tanah Abang.
Keberadaannya sudah sejak lama dikenal dan disegani, terutama di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Salah satu teman seperjuangan Hercules, yaitu Nicholas Johan Kili Kili atau yang akrab dipanggil Nicho Kili Kili, membeberkan kisah kelam sekaligus menegangkan kehidupan mereka di masa lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan presenter Donny De Keizer yang disiarkan di Nusantara TV, Nicho membongkar bagaimana kehidupan keras yang dijalani bersama Hercules dalam dunia hitam Jakarta era 90-an.
Nicho menyebut bahwa dirinya kerap berada di sisi Hercules dalam menjalankan berbagai aktivitas.
Termasuk mengelola perjudian yang dikenal dengan sebutan “bola-bola setan” di kawasan Bongkaran, sekitar Tanah Abang.
Ia bahkan menyebut Hercules sendiri yang mengendalikan langsung kegiatan tersebut.
“Kaka Hercules sendiri pegang bola-bola setan di Bongkaran, judi. Jadi kita ada di seputaran itu,” ungkap Nicho.
Praktik perjudian tersebut, meskipun menjadi sumber penghasilan bagi kelompok mereka, juga membuat mereka tak jarang menjadi target razia aparat gabungan.
Operasi demi operasi kerap digelar oleh aparat keamanan yang terdiri dari garnisun, polisi, hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
“Seringkali kan ada operasi gabungan, operasi gabungan itu melibatkan garnisun, polisi, Pol PP semua gabungan. Jadi, dia datang ramai-ramai, tiba-tiba razia senjata tajam atau senjata api,” jelas Nicho.
Dalam situasi seperti itu, Nicho dikenal sebagai sosok yang selalu berada di garis terdepan dalam bentrokan melawan aparat.
Keberaniannya menjadi ciri khas tersendiri hingga ia disegani baik oleh kawan maupun lawan.
Namun, dalam pengakuannya, keberanian itu bukan semata-mata karena nekat, melainkan ada luka emosional yang ia bawa sejak kecil.
“Kadang-kadang temen-temen juga salah kalau melihat saya. Mereka kan biasa bilang saya berani, sebetulnya bukan berani. Saya itu pingin mati, tapi nggak jadi mati," ungkapnya dengan nada lirih.
"Karena saya tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, jadi saat perang saya selalu di depan. Nggak mikir banyak, tetap maju,” ujarnya.
Kisah tersebut memberikan gambaran yang lebih dalam tentang siapa sosok Hercules dan dirinya sebelum dikenal sebagai tokoh organisasi masyarakat dan pengusaha.
Masa lalunya yang kelam dan keras di tengah dunia premanisme ibukota membentuk karakter yang dikenal tegas dan berani.
Nicho pun menyadari bahwa hidupnya yang masih bertahan hingga hari ini adalah sebuah keberuntungan.
“Ternyata nggak mati di tangan polisi, nggak mati di tangan preman, ya hidup sampai sekarang. Jadi, kita harus hidup bermanfaat buat orang-orang (sekarang),” katanya.
Pengakuan Nicho Kili Kili memberikan warna lain dalam memahami siapa sebenarnya Hercules.
Sosok yang kini menjadi Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) itu bukan hanya hasil dari proses politik, tetapi juga dari pengalaman panjang dalam dunia keras ibu kota. (adk)