- tvOnenews.com/Luthfi Khairul Fikri
Mengenal Inovasi Teknologi Biogas Modern dari Kotoran Sapi Jadi Energi Bersih
Jakarta, tvOnenews.com - PT Biru Karbon Nusantara, unit bisnis Yayasan Rumah Energi berkomitmen melakukan pengembangan teknologi biogas di masyarakat.
Mereka mengelola dana kredit karbon dari Program Biogas Domestik Indonesia untuk mendukung inovasi di sektor energi terbarukan dan pertanian.
Business Development Manager PT BKN Agung Permadi mengaku pihaknya telah menyelesaikan proyek percontohan teknologi biogas modern di Indonesia.
Tercatat hingga akhir Februari 2025, sebanyak 370 dari 400 unit biogas telah terpasang, atau sekitar 92 persen dari target.
Instalasi tersebar di tiga wilayah utama, yakni Jawa Barat dengan 196 unit, Toraja 50 unit, dan Lombok 35 unit.
Dia juga menceritakan, proyek percontohan biogas modern ini dimulai pada akhir Oktober 2024.
Dalam tiga bulan pertama, 92 persen sistem biogas telah terpasang di tiga wilayah.
"Proyek ini ditargetkan selesai pada Maret 2025, dengan total 400 unit biogas modern yang telah terpasang," ujar Agung dalam acara mini talk show yang digelar di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Jawa Barat, Kamis (27/2/2025).
"Jadi kami ingin memperkenalkan proyek percontohan Sistema.bio, yang difasilitasi oleh Forward7. Proyek ini dilaksanakan di dua negara, yaitu Indonesia dan Nepal, dengan PT BKN sebagai pelaksana di Indonesia," tambahnya.
Agung berharap proyek ini dapat diperpanjang dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendanaan, agar manfaatnya semakin luas.
"Dengan pencapaian yang hampir selesai, proyek ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi pengembangan energi bersih yang lebih masif di Indonesia," ungkap dia.
Agung menjelaskan, penggunaan biogas modern ini sebagai langkah signifikan dalam memperluas akses energi bersih bagi peternak sapi perah skala kecil.
Dengan penggunaan biogas, masyarakat dapat beralih dari bahan bakar tradisional ke energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Teknologi biogas yang diperkenalkan dalam program ini dianggap telah mengalami berbagai inovasi dibandingkan dengan sistem konvensional.
Biogas Sistema.bio mempunyai beberapa keunggulan terutama dalam teknologi dan daya tahan.
Bahan berkualitas tinggi, sehingga mampu bertahan hingga 15-20 tahun dan dilengkapi dengan garansi produk.
Selain itu, sistem ini dirancang agar mudah dipasang dan dipindahkan.
Dengan teknologi prefabrikasi, unit biogas dapat dikirim dalam bentuk siap pakai dan diinstal hanya dalam waktu satu hari.
Jika peternak berpindah lokasi, sistem ini dapat dibongkar dan dipasang kembali dengan mudah.
"Perawatannya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sistem konvensional, lebih mudah dikontrol, dan lebih mudah penggunaannya," bebernya.
Namun, perjalanan proyek ini tidak lepas dari berbagai tantangan.
Salah satu kendala utama adalah memastikan pengguna memahami pentingnya perawatan biogas agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
Kemudian, daya beli masyarakat masih menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu, BKN berupaya membuka akses pembiayaan, seperti skema kredit atau cicilan, agar lebih banyak peternak kecil dapat memanfaatkan teknologi ini.
Dari sisi rantai pasok, ketersediaan barang dan impor komponen juga menjadi perhatian. Meskipun suplai sejauh ini berjalan lancar.
Sementara, salah satu penerima manfaat terbaru adalah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), koperasi susu sapi yang berdiri sejak 1971.
Dengan ribuan anggota dan puluhan ribu sapi, KPSBU menghasilkan ratusan ton susu setiap harinya.
KPSBU mengadopsi teknologi canggih Sistema.Bio, yang mengubah limbah menjadi energi terbarukan.
Teknologi ini memberikan akses energi bersih bagi peternak kecil, meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Keunggulan Sistema.Bio terletak pada daya tahan, fleksibilitas modifikasi, dan kemudahan penggunaan.
Teknologi ini membantu KPSBU dalam mengelola limbah dan menghasilkan energi biogas secara efisien.
Ketua KPSBU, Dedi Setiadi, menambahkan keamanan adalah prioritas utama dalam penggunaan biogas.
Penggunaan biogas menjadi sumber energi alternatif bagi peternak.
Dengan teknologi biogas Sistema.bio, para peternak kini bisa memanfaatkan kotoran sapi untuk kebutuhan energi sehari-hari, mulai dari memasak hingga pemanas air.
"Sekarang apinya lebih besar, bisa dipakai masak air untuk mandi," kata Dedi Setiadi.
KPSBU membuktikan bahwa ekonomi sirkular dapat diwujudkan melalui solusi teknologi biogas.
Inovasi ini memberikan akses energi bersih, mengurangi emisi, dan meningkatkan ketahanan energi dan pangan.
Dedi juga mengapresiasi peran PT Biru Karbon Nusantara dalam pengembangan biogas yang lebih efisien.
Menurutnya, inovasi terbaru bahkan memungkinkan pembangunan sistem biogas berkapasitas 40 kubik, yang bisa digunakan untuk menggerakkan genset.
"Ini sebuah terobosan luar biasa! Sebelumnya, saat terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, peternak tidak terlalu khawatir karena sudah memiliki biogas sebagai solusi energi terbarukan," tambahnya.
Menurut Dedi, selama kotoran sapi tersedia dalam jumlah cukup, biogas akan terus terisi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, tidak hanya peternak yang memiliki sapi.
"Peternakan yang tidak punya sapi tetap bisa memanfaatkan biogas dengan meminta kotoran sapi dari peternakan lain. Jika sistem ini berjalan dengan baik, peternakan di Lembang bisa menjadi peternakan zero waste," jelasnya.
Konsep zero waste di sektor peternakan menjadi perhatian utama KPSBU.
Dengan optimalisasi biogas, limbah ternak dapat dikelola dengan baik, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan efisiensi usaha peternakan.
"Kami ingin menciptakan lingkungan peternakan yang lebih bersih dan selaras dengan alam. Dengan begitu, peternakan tidak hanya berkontribusi pada produksi susu atau daging, tetapi juga mendukung energi hijau yang berkelanjutan," pungkas Dedi.(lkf)