- Istimewa
Peringati Hari Jadi ke-10, YKAN Serukan ‘Together, We Find a Way’ untuk Perkuat Kolaborasi Kerja Konservasi Alam Indonesia
“Kabupaten Berau dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Kami berupaya menjadikan wilayah ini contoh praktik konservasi berkelanjutan,” ujar Bupati Berau, Sri Juniarsih.
Selain SIGAP, YKAN juga melaksanakan program tambak ramah lingkungan di Berau melalui metode Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE).
Herdin, seorang petambak di Kampung Pegat Batumbuk, menyatakan bahwa metode ini tidak hanya membantu meningkatkan hasil tambak, tetapi juga merestorasi lahan mangrove yang rusak.
“Kami diajak YKAN untuk menerapkan budidaya tambak ramah lingkungan. Mangrove bukan hanya penting bagi satwa liar tetapi juga untuk budidaya tambak kami. Saat ini hasil panen mulai meningkat, dan kami juga mendapatkan panen tambahan seperti kepiting dan bandeng,” ujar Herdin.
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, mengapresiasi kerja sama dengan berbagai pihak.
“Kami bersyukur dan mengapresiasi para mitra atas kerja sama erat yang telah membuahkan capaian bersama dalam menjalankan misi konservasi selama 10 tahun terakhir. Dukungan ini memungkinkan kami untuk berinovasi dan membuat terobosan baru yang solutif,” ungkapnya.
- Istimewa
Ia menekankan bahwa tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Together, We Find a Way. Kolaborasi yang lebih solid dan luas sangat dibutuhkan agar alam terjaga dan masyarakat sejahtera untuk Indonesia lestari,” tambah Herlina.
Album Life Music: Suara Alam Nusantara
Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-10, YKAN meluncurkan Album Life Music: Suara Alam Nusantara.
Album ini terdiri dari 10 suara alam, seperti nyanyian burung cendrawasih, alunan ombak, dan suara satwa hutan yang direkam di lokasi kerja YKAN, termasuk Raja Ampat, Wakatobi, dan Hutan Wehea.
Melalui karya ini, YKAN berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk melestarikan alam. Album ini tersedia di platform Spotify, di mana royalti yang dihasilkan akan diberikan kepada alam sebagai penghormatan kepada “musisi” sejati, yaitu alam itu sendiri.
“Setiap bentuk kolaborasi terus menginspirasi kami dalam menjalankan misi konservasi. Dengan semakin banyak pihak yang terlibat, visi Indonesia yang lestari bukan lagi sekadar impian, tetapi bisa menjadi kenyataan,” tutup Herlina.