- IST
Survei LSI Denny JA di Blitar: Rijanto-Beky 55%, Rini Syarifah-Ghoni 27%
Salah satu yang juga menjadi pendorong tingginya elektabilitas Rijanto-Beky Herdihansah adalah adanya endorsement dari tokoh agama, terutama dukungan dari Gus Iqdam. Bahkan Gus Iqdam sendiri memilika popularitas di angka 95,9%, melebihi capaian dari semua calon yang ada.
Terlebih daya pengaruh Gus Iqdam terhadap pilihan masyarakat juga cukup tinggi di angka 43,4%. Artinya, ketika Gus Iqdam memperlihatkan dengan jelas arah dukungannya ke siapa, maka itu akan berpotensi untuk mempengaruhi pilihan sekitar 43,4% pemilih.
Imam Fauzi Surahmat, Koordinator LSI Denny JA Wilayah Jatim mengatakan, “Kuatnya arus perubahan yang tercemin dari 40.7% masyarakat Kabupten Blitar yang tidak menginginkan kembali incumbent memimpin Blitar adalah salah satu penompang kuatnya arus dukungan terhadap pasangan Rijanto-Beky, dimana pasangan ini dianggap lebih akan mampu dan cakap untuk memimpin Blitar dalam 5 tahun ke depan," ujarnya.
Kondisi rendahnya elektabilitas Rini Syarifah sebagai incumbent juga turut didasari oleh tingkat kepuasaan terhadap kinerja Rini Syarifah sebagai bupati sebelumnya di angka yang rendah, yaitu 57,7%, tingkat keberhasilan kinerja di angka 57,1%.
"Angka kepuasan dan keberhasilan petahana setidaknya harus melebihi angka 75-80% untuk bisa kembali terpilih di gelaran pilkada. Namu angka kepuasan dan keberhasilan terhadap incumbent yang rendah ini yang hanya ada di 57.1% menjadi penyebab tingkat menginginkan kembali incumbent menjadi sangat rendah, hanya di angka 35,7 % dibanding yang tidak menginginkan kembali Rini Syarifah untuk kembali memimpin Blitar jusru lebih tinggi di angka 40,7%," jelasnya.
Hal yang juga cukup menarik dari temuan survei ini, bahwa antara pilihan partai politik tidak serta merta selaras dengan pilihan Pasangan Calon Bupati-Wakil bupatinya. Ini memang didasari bahwa masyarakat lebih melihat sosok personal atau ketokohan dari calon ketimbang siapa partai pengusung dari partai tersebut.
"Mayoritas masyarakat (83,2%) memilih calon bupati/wakil bupati terlepas diusung atau tidak dari partai yang disukai. Atau bisa jadi ini merupakan indikasi bahwa konsolidasi partai ke akar rumput belum maksimal," jelas Fadli, peneliti LSI Denny JA.