Rekor MURI,.
Sumber :
  • IST

Pecahkan Dua Rekor MURI, Perusahaan Digital Printing Pertama Terima OEKO TEX STeP

Minggu, 28 Juli 2024 - 19:23 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - PT Labda Anugerah Tekstil berhasil meraih dua Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Jadi Perusahan Digital Printing pertama di Indonesia yang menerima OEKO TEX STeP Produksi Tekstil & Kulit yang Berkelanjutan.

Acara penganugerahan ini digelar dalam rangkaian kegiatan Labdanation Fashion Week 2024 yang berlangsung di Melasti Beach, Sabtu (27/72024).

Dalam acara ini, ada juga fashion show, tarian kecak dan juga penampilan Delon Idol yang membawakan enam tembang lagu yang familiar di telinga masyarakat Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Direktur Marketing Museum Rekor Indonesia (MURI), Awan Rahargo menjelaskan, dua sertifikat yang diserahkan kepada PT Labda Anugerah Tekstil yakni  Perusahaan Digital Printing Tekstil Pertama yang Memperoleh Sertifikat OEKO TEX STeP (Produksi Tekstil & Kulit yang Berkelanjutan).

Dan juga Perusahaan Digital Printing Tekstil Pertama yang Menggunakan Mesin Cetak Merek EPSON Monna Lisa (Tipe ML-32000).

Rekor PT. Labda Anugerah Tekstil teregistrasi di MURI dengan nomor  11761, 11762. 

Ia juga mengatakan, Labdanation Fashion Week 2024 diselenggarakan ini untuk mendukung pemerintah dalam program Pembangunan ekonomi brkelanjutan serta mempromosikan produk tekstil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Hal ini mendorong industri fesyen untuk mencari cara-cara baru dalam proses produksinya yang lebih ramah lingkungan, mulai dari bahan baku, tahapan proses produksi sampai dengan pengelolaan limbahnya.

"Perusahan ini turut berkontribusi dalam menjaga kelangsungan hidup bumi. Labdanation Fashion Week bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, membantu dalam pengembangan pasar untuk produk tekstil ramah lingkungan, serta mendukung kebijakan pemerintah yang memberikan insentif untuk inovasi teknologi hijau, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan perlindungan lingkungan secara keseluruhan," katanya.

Sementara Direktur Operasional PT Labda Anugerah Tekstil, Wijaya Eng, menjelaskan, pihaknya khawatir dengan perkembangan industri tekstil di tanah air. Dimana saat ini evolusi terjadi di beberapa elemen industri tekstil.

"Kami sedikit khawatir dengan perkembangan industri tekstil di Indonesia. Tekstil sudah terjadi evolusi secara bertahap. Karena rata-rata konsumen sudah meminta produk yang ramah lingkungan. Apakah Indonesia sudah siap.?," katanya.

Untuk itu,  lanjutnya, PT  Labda Anugerah Tekstil berusaha menjadi contoh bagi perusahaan dan UMKM yang bergerak dalam industri tekstil di tanah air.

“Perusahaan kami mencoba memberi contoh. Kami berusaha memberi sharing kepada UMKM dan perusahan lain.  Apa yang bisa kami suport., spaya pangsa pasar di Indonesia tidak direbut pangsa luar," tegasnya.

Ia menambahkan, ada hal yang tak terduga. Karena pangsa pasar produk tekstil di Indonesia cukup besar. Dalam setahun bisa menembus Rp 92 Triliun.

“Kemarin 5 Juli 2024 ada talk show, terungkap ada Rp 92 T terhadap produk tersebut. Apakah produk ini mau direbut bangsa luar atau kita bisa menjaga produk dita di tanah air," katanya.

Menurut dia, hal itu yang mendorong PT Labda begitu fokus terhadap produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Tentu ramah lingkungan tak bisa hanya ucapkan begitu saja, harus ada sertifikat badan internasional yang menyatakannya,” ujarnya.

Untuk itu Labda mendapat OEKO TEX STeP, secara produk yang sudah teruji di luar negeri yakni di Swiss.

“Jadi ini rekor MURI yang ketiga, yaitu produk kami sudah memperhatikan ekonomi, lingkungan dan sosial. Jadi bukan hanya semata komersial, tapi lingkungan juga, sosial kesejahteraan karyawan maupun kepedulian kejahteraan dan lingkungan. Itu sudah teruji dan terverifikasi. Dan kami mengikuti perkembangan teknologi," jelasnya.

Hadir juga dalam acara ini, Baari La Inggi, Sekjen API (Asosisiasi Pertekstilan Indonesia), Lina Mariana dari PT Epson Indonesia, Pipit Hayati GM PT Testex Indonesia dan tamu undangan. (ebs)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral