Puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, digoyang ratu dangdut Inul Daratista di Lapangan Gisting Atas, Tanggamus, Sabtu (1/6)..
Sumber :
  • Istimewa

Dihibur Inul, Puluhan Ribu Warga Padati Diskusi Literasi Digital Kominfo di Tanggamus

Minggu, 2 Juni 2024 - 00:17 WIB

tvOnenews.com - Puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, digoyang ratu dangdut Inul Daratista di Lapangan Gisting Atas, Tanggamus, Sabtu (1/6). Diva dangdut itu sengaja dihadirkan untuk memeriahkan diskusi literasi digital yang dikemas dalam format talkshow, ”chip in” di acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2024. 

Mengusung tema ”Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi”, diskusi luring (offline) yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama komunitas pemuda setempat itu bertujuan untuk memberikan bekal literasi digital kepada komunitas atau warga masyarakat Tanggamus dan sekitarnya.

Hadir memberikan keynote speech Pj. Bupati Kabupaten Tanggamus Mulyadi Irsan, yang mengingatkan warganya bahwa era luapan informasi ditandai dengan melimpahnya informasi dan data yang tersedia bagi individu, organisasi, dan masyarakat. 

Fenomena ini, menurut Mulyadi, didorong oleh kemajuan teknologi, khususnya perkembangan perangkat digital, internet, dan platform media sosial yang telah memudahkan akses terhadap informasi tersebut dan memfasilitasi penciptaan, penyebaran, dan penyimpanan data dalam jumlah besar.

”Era luapan informasi memiliki kerentanan terhadap provokasi, karena volume informasi yang berlebihan itu kualitasnya beragam. Belum lagi, sifat kecepatan dan kemudahan yang dimiliki teknologi digital yang didukung algoritma media sosial, sangat mendukung terjadinya manipulasi dengan agenda tersembunyi,” jelas Mulyadi Irsan dalam diskusi yang dipandu moderator Mega Diana Zamzam itu.

Di akhir paparannya, Mulyadi mengajak peserta diskusi untuk belajar berpikir kritis dalam menghadapi era luapan informasi. ”Belajar mengenali bias dan agenda, lalu evaluasi sumber informasi, periksa fakta, hindari respons emosional cepat, gunakan pendekatan skeptis, analisis bukti, pelajari logika dan kesalahan berpikir, tingkatkan literasi, dan gunakan sumber yang beragam,” rincinya.

Diskusi luring yang dimeriahkan dengan penampilan artis Inul ini, juga dihadiri Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan sejumlah komunitas masyarakat di Tanggamus. Di antaranya, komunitas Turonggo Cipto Manunggal Cabang Tanggamus, Persatuan Seni Kuda Lumping Tanggamus (PKLT), komunitas Reog Lampung, Forum UMKM Tanggamus, dan Goweser Tanggamus.

Dari perspektif keamanan digital, Kasat Intelkam Polres Tanggamus Iptu Arbiyanto mengatakan, tingginya aktivitas digital masyarakat membuka potensi buruk, seperti penipuan, pencurian akun, dan hoaks. Untuk itu, pengguna digital perlu pemahaman terkait keamanan digital.

”Siapa pun bisa menjadi korban kejahatan digital. Mulai dari pengguna internet biasa, pelaku bisnis, sampai perusahaan. Semua sangat mungkin terkena phishing, semisal peretasan akun, impersonasi, lowongan kerja palsu, hadiah undian palsu, penjual palsu, dan modus percintaan,” urai Arbiyanto, sembari berpesan kepada pengguna digital agar tidak mudah terprovokasi dan berhati-hati dengan informasi hoaks. 

Sementara, menurut Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tanggamus Suhartono, provokasi di era luapan informasi bisa diartikan sebagai informasi berlebihan yang mungkin dapat memicu respons emosional seperti kemarahan, frustrasi, atau kecemasan, dan terutama ketika dihadapkan dengan konten yang memecah belah atau menghasut.

”Era ini penuh dengan komunikasi antara yang satu dengan yang lain. Jaga selalu kerukunan, jangan mudah terprovokasi, baik itu di dunia nyata maupun dunia maya. Kita satu bangsa, satu bahasa, satu Indonesia,” tegas Suhartono.

Memungkasi diskusi, dosen Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung Sabam Parjuangan menegaskan, provokasi merupakan konten yang sengaja dilakukan untuk memancing reaksi emosional, perdebatan, atau konflik di antara pengguna platform media sosial.

”Bentuknya bisa berupa komentar, postingan gambar atau video yang dibuat dengan tujuan menyinggung, memicu kontroversi, atau menarik perhatian dengan cara negatif. Jangan terpengaruh oleh postingan provokatif. Sebaiknya pupuk sikap empati, pengertian, toleransi, dan berdialog dalam memecahkan masalah,” pungkasnya.

Untuk diketahui, diskusi luring seperti digelar di Kabupaten Tanggamus ini berada di bawah naungan program besar: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:21
03:26
07:40
02:04
01:13
03:43
Viral