- Istimewa
Kemendikbudristek Fasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk Merayakan Merdeka Belajar
“Melalui PMM, para guru dapat memahami Kurikulum Merdeka. Selain itu, PMM juga merupakan wadah referensi; sarana belajar, dan meningkatkan kompetensi; tempat untuk berbagi praktik baik dan mendapatkan teman untuk bergerak; wadah pengembangan karir; serta media untuk mendapatkan beragam peluang baik lainnya,” tutur Santi.
Santi pun menjelaskan bahwa di tahun 2024 terdapat 100.000 guru penggerak yang akan menjadi agen transformasi pendidikan di Indonesia dengan menjadi kepala sekolah. “Peluang terbesar yang dapat melakukan perubahan ekosistem sekolah adalah kepala sekolah. Nantinya kepala sekolah akan menjadi pemimpin pembelajaran yang harus fokus ke pembelajaran, bukan fokus pada administrasi. Para guru penggerak ini akan mempercepat transisi sekolah yang nantinya harus berpusat kepada peserta didik,” ujarnya.
Belajar dan Berbagi, Hadirkan Inovasi
Dalam webinar yang sama, Kepala Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sejenis (SPS) Al Hidayah Kota Tangerang, Banten, Nanik Thowilah, mengemukakan bahwa selama ini ia memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sarana untuk belajar, berbagi, dan melakukan aksi nyata Kurikulum Merdeka.
“Ternyata hal ini sangat diapresiasi oleh Kemendikbudristek. Melalui PMM, kami menyadari bahwa sarana dan prasarana bukan satu-satunya hal yang paling menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran, namun yang terpenting adalah bagaimana kami menggali karakteristik pembelajaran yang berfokus pada peserta didik,” ujar Nanik.
Nanik pun menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memberikan banyak manfaat nyata yang mempermudah proses pembelajaran dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh para guru dan peserta didik.
“Melalui PMM, kita bisa menyesuaikan program pembelajaran dengan situasi dan kondisi, juga bisa membuat program kolaborasi dengan komunitas yang ada di PMM secara mudah dan gratis. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah peserta didik tidak ada yang merasa tertinggal,” ucapnya.
Peraih penghargaan sebagai Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang PAUD pada Apresiasi GTK 2023 ini pun tergugah untuk terus berinovasi dalam menyelenggarakan pembelajaran di satuan pendidikannya, yang kemudian mengantarkannya menjadi peraih Apresiasi GTK 2023 Kategori Inspiratif Pendidik PAUD. Dalam hal ini, inovasi yang ia ciptakan adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema “Aku Sayang Bumi” yang berjudul “Ayo Sedekah Sampah di Sekolah!”.
“Kami ingin melahirkan anak-anak yang mencintai lingkungan dan peduli pada sampah plastik. Sampah plastik yang tadinya dianggap masalah, kini dimanfaatkan kembali dan menghasilkan uang,” tutur Nanik.