- Istimewa
Ramadhania Bakrie dan Adinda Bakrie Bawakan Puisi Karya Joko Pinurbo di Penghargaan Achmad Bakrie XIX
tvOnenews.com - Penghargaan Achmad Bakrie XIX sukses terselenggara di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada Kamis 31 Agustus 2023 lalu. Acara penghargaan yang diketuai oleh Aninditha Anestya Bakrie (anak kedua Aburizal Bakrie) ini merupakan sebuah acara penghargaan yang diadakan sebagai bentuk apresiasi untuk anak bangsa baik individu, lembaga atau pun kelompok yang ikut berkontribusi & berjasa memajukan Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara bergengsi ini pun selalu dihadiri oleh sejumlah tamu undangan yang merupakan tokoh-tokoh penting dan terkemuka di Indonesia. Di antara mereka yang hadir adalah Puan Maharani, Erick Thohir, Sandiaga Uno dan banyak lainnya.
Tahun ini Penghargaan Achmad Bakrie XIX memberikan penghargaan kepada empat orang dalam bidangnya masing-masing. Keempat penerima Penghargaan Achmad Bakrie XIX tahun ini adalah Fachry Ali untuk bidang Pemikiran Sosial, Joko Pinurbo untuk bidang Sastra, Andrijono untuk bidang Kedokteran dan Carina Joe untuk bidang Sains. Masing-masing orang menerima piagam penghargaan serta uang tunai sebesar Rp 250,000,000,-.
Tidak hanya orang-orang dari berbagai perusahaan Bakrie Group, beberapa generasi kedua dan ketiga keluarga Bakrie juga ikut hadir dan terlibat dalam acara ini. Salah satu yang selalu berhasil mencuri perhatian adalah Ramadhania Bakrie (mantan pesinetron yang dulu dikenal Nia Ramadhani) hadir bersama sang suami, Ardi Bakrie, beserta anak perempuannya. Di malam penghargaan, ia tampil anggun dan cantik mengenakan kebaya modern sesuai dengan tema acara yaitu KeIndonesiaan.
Tak disangka, malam itu Ramadhania Bakrie juga berhasil mengejutkan banyak orang dengan menjadi salah satu pengisi acara bersama Adinda Bakrie. Duo cantik ini kompak membawakan puisi yang diciptakan oleh pemenang Penghargaan Achmad Bakrie XIX Bidang Sastra, Joko Pinurbo, yang berjudul Kamus Kecil. Semua mata yang hadir terpukau dan terhipnotis saat melihat Ramadhania Bakrie membacakan bait-bait puisi dengan sangat menjiwai diiringi oleh suara lembut lantunan piano yang dimainkan oleh Adinda Bakrie.
“Kamus Kecil
Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu walau kadang rumit dan membingungkan.
Ia mengajari saya cara mengarang ilmu sehingga saya tahu
bahwa sumber segala kisah adalah kasih;
bahwa ingin berawal dari angan;
bahwa ibu tak pernah kehilangan iba;
bahwa segala yang baik akan berbiak;
bahwa orang ramah tak mudah marah;
bahwa seorang bintang harus tahan banting;
bahwa untuk menjadi gagah kau harus gigih;
bahwa terlampau paham bisa berakibat hampa;
bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan;
bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira, sedangkan pemulung tidak pelnah melasa gembila;
bahwa lidah memang pandai berdalih;
bahwa cinta membuat dera berangsur reda;
bahwa manusia belajar cinta dari monyet;
bahwa orang putus asa suka memanggil asu;
bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman.
Bahasa Indonesiaku yang gundah
Membawaku ke sebuah paragraf yang merindukan bau tubuhmu
Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk yang hangat
Dimana kau induk kalimat dan aku anak kalimat
Ketika induk kalimat bilang pulang
Anak kalimat paham
Bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung
Ruang penuh raung
Segala kenang tertidur di dalam kening