- Tim tvOne/Sinto
Ngeri! Kekerasan Seks Menyimpang dan Kasus Narkoba Banyak Ditemukan di Pesantren
Kekerasan seksual di lingkungan pesantren tak lepas dari penyalahgunaan dalil agama oleh oknum. Bahkan Alfin menilai, dalil-dalil ini perlu didalami sehingga bisa dibantah secara ilmiah.
Alfin berharap ada upaya yang lebih sistemik untuk menangani persoalan. Dia berharap setiap pondok pesantren membentuk satuan tugas anti-kekerasan seksual.
"Teman-teman pesantren menolak LGBT, tapi di pesantren ada LGBT. Cowok suka dengan cowok. Saya sampaikan dampak-dampaknya," katanya.
Sebab katanya, tanpa upaya sistemik, perlindungan dan advokasi terhadapn korban tak akan berjalan maksimal, termasuk melaporkan persoalan kekerasan seksual ini ke polisi. Apalagi, Para korban terlalu takut untuk buka suara, terutama karena mendapat ancaman. Padahal kekerasan seksual tersebut bisa berdampak buruk terhadap masa depan korban.
"Ada korban yang orientasi seksualnya berubah, suka laki-laki dan wanita. Mereka frustrasi. Sampai kapan pun ini jadi pengalaman tak terlupakan," kata Alfin.
Pengelola dan pengurus pesantren sebenarnya sudah melakukan pendisplinan terhadap perilaku kekerasan seksual ini. Bahkan ada hukuman berat yang menanti para pelaku LGBT di pesantren.
"Kalau ketahuan pengasuh, bisa diskorsing," katanya lagi.
Sementara itu, Syamsul Hadi Saputra dari Rumah Pintar dan Forum Anak Desa Karangharjo Silo mengatakan, munculnya penyimpangan ini tak lepas dari mudahnya pendirian pesantren.
"Kalau zaman dulu, pembina pesantren pasti anak kiai. Zaman sekarang, lima tahun lalu, Tommy Soeharto dianugerahi gelar 'Gus' di Surabaya. Padahal bukan anak kiai," katanya.
Pemilik dan pembina pesantren saat ini tak selalu memiliki garis keilmuan agama yang jelas.
"Jadi kalau mau memilih pesantren hari ini, mari memilih pesantren dengan sanad keturunan dan keilmuan yang jelas. Jadi jangan hanya karena melihat papan namanya megah, lalu anak kita pondokkan di sana. Itu pintu masuk penyimpangan. Pesantren yang seperti itu biasanya tidak melapor (ke pemerintah), karena kiainya punya kepentingan," kata Syamsul.
Ancaman terhadap pesantren tak hanya dalam urusan kekerasan seksual, tapi juga peredaran narkotika. Temuan investigasi Alfin bersama pengurus sebuah pondok pesantren cukup mengejutkan. Ada seorang yang menjadi santri hanya untuk mengedarkan narkoba.