Prahara Mei 1998 membuat ekonomi Indonesia seperti gelembung sabun, meletus tanpa bekas.
Sumber :
  • Sumber: Tim Tvone

25 Tahun Reformasi: Ketika Ekonomi Indonesia Bak Gelembung Sabun, Perbankan Ambruk, Sembako dan Susu Hilang dari Pasaran

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:51 WIB

Jakarta, tvOnenews.com-Prahara  Mei 1998 membuat ekonomi Indonesia seperti gelembung sabun, meletus tanpa bekas. Rupiah melemah. Inflasi membumbung, utang pemerintah membengkak,  dunia usaha dirundung kredit macet ratusan triliun, hampir 70 bank ditutup pemerintah, sisanya dalam perawatan Badan Penyehatan  Perbankan Nasional.

Beleid ekonomi yang disorongkan Dana Moneter Internasional (IMF) lewat Direktur Pelaksana IMF, Michael Camdessus (dengan foto yang ikonik, camdessus bersedekap seperti mesias, menyaksikan Presiden ke-2 Soeharto terbungkuk bungkuk meneken surat kesepakatan) untuk menyelamatkan Indonesia  dari krisis justru mempercepat kejatuhan ekonomi: masyarakat menarik dana besar besaran dari perbankan (rush).

Kondisi ini diperparah dengan amuk Jakarta pada 14 Mei 1998 yang menghanguskan 501 kantor bank dan 220  ATM di sejumlah tempat. Akibatnya, pada 14 dan 15 Mei sejumlah  bank tidak bisa beroperasi dan BI meniadakan kliring. Baru pada Senin, 18 Mei 1998 keadaan kembali normal.

Pada Majalah Tempo Gubernur BI saat itu, Syahril Sabirin mengakui ada kebijakan ekonomi yang keliru sehingga dunia perbankan nasional saat itu ambruk. “Ada faktor politik menjelang berakhirnya masa kekuasaan Pak Harto, ada juga kebijakan yang keliru,” ujar Syahril.

Pada wartawan, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita sebelum menemui Presiden ke-2 RI Soeharto di Cendana, mengumumkan paling tidak ada lima ratus satuan usaha yang terdampak kerusuhan. Jika satu usaha menyerap sepuluh karyawan, ada 50 ribu pengangguran baru akibat amuk massa 13-14 Mei 1998.

Bahan pokok juga tiba tiba hilang dari pasar. Susu formula untuk bayi dan sembako, dua kebutuhan dasar yang paling susah dicari masyarakat. Agaknya, rakyat yang panik memutuskan membeli kebutuhan pokok berlebihan. Menperindag Bob Hasan memang minta warga tidak memborong kebutuhan sehari hari di pasar. Namun, kondisi terlanjur chaos, warga tetap membeli kebutuhan pokok secara berlebihan.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral