- Didiet C
Razia Rumah Kos, Satpol PP Semarang Temukan Empat Pasang Muda Mudi "Indehoi"
Semarang, Jawa Tengah - Satpol PP Kota Semarang mengamankan empat pasang muda mudi yang kepergok berduaan di kamar kos, pada Selasa (19/10) malam. Mereka diamankan saat Satpol PP Kota Semarang menggelar operasi Yustisi dengan sasaran rumah kos.
Mereka yang diamankan itu yakni satu pasang dari kamar kos di Jalan Kanguru raya dan tiga pasang di kamar kos Jalan Badak, Kecamatan, Gayamsari, Kota Semarang. Ironisnya, empat pasang muda mudi itu masih usia mahasiwa. Empat pasang itu kemudian dibawa ke markas Polsek Gayamsari.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, yustisi ini dilakukan karena adanya aduan masyarakat terkait penyalahgunaan tempat kos sebagai tempat mesum.
“Seperti ini ada empat pasang muda mudi, jelas ngisin ngisini (memalukan),” kata Fajar.
Fajar menjelaskan, empat pasang tersebut masih berusia mahasiwa dan belum ada bukti ikatan suami istri.
“Seolah olah anak anak jaman sekarang ngga mikir resiko. Asal asalan,” jelasnya
Ia pun mengaku menyesalkan kelakuan para muda mudi itu. Sebab, menurutnya kelakuan itu tak terpuji. Rencananya keempat pasangan muda mudi itu akan menjalani pembinaan di Polsek agar tak mengulangi perbuatannya.
Sementara itu, dirumah kos di Jalan Slamet Riyadi, Gayamsari, petugas memergoki seorang mahasiswi dan lima mahasiswa sedang asik berkumpul bersama di dalam sebuah kamar kos. Belum diketahui apa yang diperbuat mereka di dalam kamar. Kepada petugas, mereka mengaku hanya belajar bersama. Fajar menyesalkan sikap para muda mudi itu. Sebab, bisa saja mengarah pada kelakuan terlarang atau pidana.
“Ini ndak bener. Mosok dalam kamar ada satu cewek dan lima cowok. Ndak bener,” kata Fajar
Alasan para muda mudi terkait kos sebagai tempat belajar kata dia, jelas tidak masuk akal. Sebab, ada tempat yang lebih pantas untuk belajar
“Kalau belajar kan bisa di aula terbuka. Mosok berjubel di kamar kos. Beruntung mereka engga ketahuan kalau misal tadi mereka berbuat yang engga engga,” jelasnya
Kepada mereka hanya dilakukan pendataan identitas, dan diberikan pembinaan. Usai diberikan pembinaan, mereka langsung tancap gas mengendarai motor dan meninggalkan lokasi.(Didiet Cordiaz/Fhm)