“Sesungguhnya jika engkau dapat membunuh Hamzah paman Muhammad sebagai tebusan pamanku maka engkau merdeka,’ dikutip tvOnenews.com dari Buku Sirah Nabawiyah.
Wahsyi berkata, “Aku pun berangkat bersama pasukan Quraisy - dulu aku adalah seorang Habsyi, aku mahir melempar tombak dengan cara lemparan orang-orang Habsyi, aku mahir melempar tombak dengan cara lemparan orang-orang Habasyah (Ethiopia), jarang aku meleset jika melemparkannya- maka ketika kedua pasukan bertempur, aku pergi mencari Hamzah dan mengawasinya, hingga akhirnya aku melihatnya berada di tengah-tengah pasukan laksana unta abu-abu yang lincah, ia mengobrak-abrik pasukan, dan tidak dapat dihadang oleh apapun.
Demi Allah, aku benar-benar telah bersiap melakukan apa yang aku inginkan darinya, aku bersembunyi dari penglihatannya di balik sebuah pohon atau sebuah batu supaya ia mendekat ke arahku, tetapi aku didahului oleh Siba’ bin Abdul Uzza.
Wahsyi berkata, “Aku menggerakkan tombakku, ketika aku telah yakin akan mengenainya aku melemparkan ke arahnya, dan mengenai bagian bawah perutnya, hingga menembus keluar lewat selangkangannya, ia berjalan ke arahku tetapi ia tersungkur, aku meninggalkannya dan juga tombakku hingga akhirnya ia wafat.
Lalu aku mendatangi lagi dan mengambil tombakku kemudian aku kembali ke tenda dan duduk di dalamnya, karena aku tidak punya kepentingan dengan orang lain, aku membunuhnya hanya karena ingin dimerdekakan, maka ketika aku tiba di Makkah, aku dimerdekakan.
Kini, Uhud selalu ramai diziarahi oleh umat Muslim.
Sebelum menaiki bukit yang dikatakan tempat pemanah bersembunyi, setiap peziarah selalu berdoa di depan makam para syuhada yang wafat dalam perang Uhud, yang berdasarkan sejarah berlangsung pada 15 Syawal, tahun ketiga Hijriah.
Load more