Banyumas, Jawa Tengah - Bagi seorang seniman, berkarya di media apapun bisa menghasilkan karya indah. Seperti Sumarno warga Kelurahan Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat, Jawa Tengah. Perajin kaligrafi ini memanfaatkan daun nangka kering sebagai medianya.
Ditemui di rumah sekaligus bengkel seninya, Selasa (19/4/2022) Sumarno tengah memilah stok daun nangka bahan, hasil perburuannya. Daun nangka mudah didapat di sekitar rumah tinggalnya.
"Harus dipilih yang tidak terlalu muda atau tua. Harus pas, nanti akan menentukan kelenturan daun," ujarnya.
Bahan yang pas kelenturannya, menjamin pengerjaan dan hasil akhir. Terkadang, Sumarno menemui kendala seperti ketika prosesnya sudah di bagian akhir, justru kaligrafi buatannya patah atau robek.
Langkahnya, daun nangka dibuat sketsa kaligrafi yang akan dibuat. Sketsa ditorehkan hati-hati dengan pensil.
Dari sketsa itu, Sumarno lalu membuat semacam ukuran tiga dimensi. Proses pengerjaannya menggunakan pisau kecil tajam.
"Harus hati-hati dan fokus. Pisau juga harus selalu dalam kondisi tajam, terutama bagian ujungnya," ujarnya.
Dan kaligrafi berbentuk siluet di daun nangka terbentuk. Dia biasanya memberikan finishing warna emas atau sekedar cat pelindung, agar lebih menonjol dan awet.
Sumarno mengaku terinspirasi dari seniman Spanyol yang membuat siluet wajah dari daun, di media sosial. Dia lalu mencoba meniru dengan beraneka daun tumbuhan Indonesia.
"Ternyata paling pas, daun nangka. Tekstur dan pola alaminya juga sudah terlihat indah," ujarnya.
Selain kaligrafi, Sumarno juga membuat siluet wajah. Klien bisa mengirim foto wajah, untuk dibuat lukisan siluetnya.
Karyanya dipesan melalui media sosial. Klien mulai dari orang Indonesia hingga mancanegara. Warga Australia dan Thailand, kerap memesan hasil karyanya.
Lalu, berapa harganya? Sumarno mematok harga Rp 60-180 ribu untuk tiap karyanya. Kaligrafi daun nangka yang eksotis sudah lengkap dengan pigura. (Sjo/dan)
Load more