Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan - LSM Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) temukan penerima program bedah rumah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, melalui bantuan aspirasi Anggota DPR RI, diduga banyak yang tidak tepat sasaran.
Seperti halnya di Desa Ujung Baji, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Ternyata dari 10 nama warga yang menerima bantuan bedah rumah, ada beberapa orang yang rumahnya sangat besar dan bahkan memiliki kendaraan seperti mobil dan motor.
"Hasil investigasi di lapangan, kita menemukan adanya sejumlah warga penerima bantuan bedah rumah yang berpura pura miskin, bayangkan saja, selain rumahnya besar, ada juga mobilnya," ungkap Tuan Sore Pengurus LSM Geram, Rabu (25/5/2022).
Selain memiliki rumah besar yang sangat layak ditempati, Pengurus LSM Geram itu juga mengungkap jika penerima bantuan bedah rumah itu pun memiliki perabotan rumah yang mewah dan ekonominya terbilang menengah ke atas.
"Bayangkan, selain memiliki rumah besar dan sejumlah kendaraan, perabotan rumahnya saja sudah mewah, sudah masuk kategori orang yang perekonomiannya menengah ke atas," tutur Tuan Sore.
Tuan Sore curiga, nama-nama yang mendapat bantuan bedah rumah di Desa Ujung Baji, diduga dekat dengan orang berpengaruh.
"Kami menilai jika yang terima bantuan bedah rumah itu, diduga merupakan orang dekat dengan perangkat dan kepala desa serta tim sukses Anggota DPR RI tersebut, itu yang saya dapati di lapangan," tambahnya.
Tuan Sore juga membandingkan antara rumah penerima bantuan bedah rumah dengan rumah seorang nenek lansia bernama Rossi Dg Bunga (70) yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi para rumah penerima bantuan bedah rumah tersebut. Katanya, nenek lansia itu justru tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah sama sekali.
Ia mengungkap jika rumah nenek lansia Itu, selain lantainya dari tanah, dinding bangunan serta atap rumah, sudah jauh dari kata layak ditempati, dan terlihat sangat kumuh.
"Saya bandingkan rumah penerima bantuan bedah rumah dengan seorang nenek lansia yang rumahnya berdekatan itu, sangat memprihatinkan, nenek lansia itu rumahnya berlantai tanah, bangunan rumahnya seperti dinding dan atap rumah, reot, berlubang dan kumuh."Terangnya.
Pengurus lembaga swadaya masyarakat itu berharap, jika ada pendataan bantuan bedah rumah untuk warga kurang mampu, harus lebih memperhatikan kondisinya dulu, bukan dari kedekatan ataupun karena mereka tim sukses.
Sementara itu, Rosdiana, PJ kepala Desa ujung Baji, yang dikonfirmasi via telepon, meminta agar mengonfirmasi perihal bantuan bedah rumah yang ada di desanya melalui sekretaris Desanya.
"Tabe de' saya sudah suruh sekretaris saya untuk menelpon kita untuk menjelaskan terkait batuan beda rumah yang kita sampaikan itu, supaya lebih jelas karena saya ini baru menjabat sebagai plt, belum kutau soal itu," ucapnya saat dikonfirmasi.
Sekertaris Desa Ujung Baji, Najamuddin yang dikonfirmasi terkait bantuan bedah rumah mengungkap, jika bedah rumah yang di programkan di desanya itu, tahun ini baru dikerjakan satu unit, sementara untuk bedah rumah dari dana Aspirasi anggota DPR-RI, katanya ada 10 orang.
"Kalau bedah rumah yang menggunakan dana desa, baru satu yang kita kerjakan untuk tahun ini, sementara untuk bedah rumah dari dana aspirasi anggota DPR-RI, katanya ada 10 orang yang dapat di desa kami," ungkap Najamuddin.
Lanjutnya, terkait 10 orang warga Desa Ujung Baji yang menerima dana aspirasi anggota DPR RI itu dilakukan oleh orang orang yang menjadi tim sukses anggota dewan tersebut.
"10 orang penerima bantuan bedah rumah di desa kami tahun ini, itu didata oleh tim sukses anggota dewan tersebut," tambahnya.
Saat ditanya soal kriteria calon penerima bantuan bedah rumah, Najamuddin justru mengarahkan ke salah satu staf desanya yang menjadi tim sukses anggota dewan tersebut, Kartini.
Kartini menyebutkan hanya 10 unit rumah yang mendapat bantuan tahun ini.
Ia juga mengungkap jika, yang mengusulkan nama-nama sehingga bisa mendapatkan bantuan bedah rumah itu ialah, tim dan sahabat Hamka B Kady serta kepala Desa.
"Yang mengusulkan itu, selain tim dan sahabat Hamka B Kady, pak desa juga mengusulkan nama nama"jelas Kartini, Tim Hamka B Kady sekaligus Staf Desa Ujung Baji.
Untuk anggaran bedah rumah, Kartini menyebut, tahun lalu anggaran per rumah itu berkisar Rp 20 juta, tetapi dia mengaku tidak tahu anggaran tahun ini.
Untuk kriteria penerima bantuan bedah rumah, Kartini menuturkan jika calon penerima bantuan bedah rumah, harus punya swadaya fondasi rumah.
"Kriterianya itu, calon penerima bantuan bedah rumah, harus punya swadaya fondasi rumah, artinya, sebelum dananya cair, warga penerima harus bangun fondasi awal," jelasnya.
Kriteria berikutnya, ucap Kartini, harus punya lahan sendiri dan berasal dari kalangan menengah atau kurang mampu.
Lalu apakah bisa calon penerima bantuan bedah rumah memiliki kendaraa dan rumah? Kartini menjawab warga dengan kriteria tersebut tidak layak menerima bantuan.
"Kalau orang yang sudah punya rumah besar dan punya kendaraan, itu tidak layak dapat bantuan bedah rumah," katanya lagi.
Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kabupaten takalar untuk tahun 2022, berjumlah 787 rumah. (itg/act)
Load more